Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali mengumumkan paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina yang nilainya mencapai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 37,8 triliun. Paket bantuan terbaru AS itu akan mencakup kendaraan lapis baja Stryker yang mampu mengangkut personel militer.
Seperti dilansir AFP, Jumat (20/1/2023), pengumuman soal paket bantuan militer terbaru itu disampaikan oleh Pentagon atau Departemen Pertahanan AS dalam pernyataan pada Kamis (19/1) waktu setempat, saat sekutu-sekutu Barat berupaya mendorong pasokan kendaraan lapis baja untuk Ukraina.
Paket bantuan terbaru dari AS itu tidak menyertakan tank tempur yang diminta Ukraina. Namun mencakup 90 unit kendaraan pengangkut personel lapis baja Stryker, kemudian tambahan 59 unit Kendaraan Tempur Infanteri Bradley (Bradley IFV), sistem pertahanan udara Avenger, dan amunisi besar maupun kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebanyak 59 Bradley IFV termasuk dalam paket ini, bersama dengan 50 Bradley yang sebelumnya diumumkan pada 6 Januari, dan 90 Stryker APC akan memberikan Ukraina dua brigade dengan kemampuan lapis baja," sebut Pentagon dalam pengumumannya.
Sebanyak 50 unit Bradley sebelumnya disertakan dalam paket bantuan senilai lebih dari US$ 3 miliar yang diumumkan oleh AS pekan lalu.
AS dan beberapa negara lainnya telah memberikan donasi kendaraan lapis baja dalam jumlah besar ke Ukraina. Namun dengan pengecualian, salah satunya dari Inggris yang menyatakan tidak akan mengirimkan tank-tank Barat modern.
Akhir pekan lalu, Inggris mengumumkan akan mengirimkan tank-tank Chalenger 2 ke Ukraina. Sementara pekan lalu, Jerman menyatakan akan mengirimkan kendaraan lapis baja Marder dan Prancis berjanji memasok tank-tank ringan AMX-10 RC untuk Ukraina.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Zelensky Dapat USD 2 M dari AS, Biden: Bantu Hingga Berhasil Menang':
Sementara AS, dalam penjelasannya, mengatakan keengganan mengirimkan tank Abram ke Ukraina disebabkan oleh kesulitan dalam pemeliharaan dan pelatihan.
Namun disebutkan seorang anggota parlemen senior AS bahwa Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan negaranya akan memasok tank-tank berat ke Ukraina jika AS melakukan hal yang sama. Scholz tengah menghadapi tekanan yang memuncak di Eropa untuk mengizinkan ekspor tank Leopard buatan Jerman.
Secara terpisah, saat ditanya soal banyaknya jumlah kendaraan lapis baja yang dijanjikan untuk Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan, Colin Kahl, menuturkan kepada wartawan bantuan semacam itu diperlukan untuk membantu pasukan Kiev mengalahkan pertahanan Rusia yang semakin berat.
Disebutkan Kahl bahwa pasukan Rusia 'menggali parit, menempatkan Gigi Naga (barikade beton), menanam ranjau' di wilayah Ukraina. Pengiriman kendaraan lapis baja ke Ukraina, menurut Kahl, dimaksudkan untuk 'memampukan mereka mengubah dinamika itu dengan pertahanan statis semacam ini, dengan mampu menembak dan bermanuver dengan penggunaan kekuatan yang lebih mekanis'.
Dengan paket tambahan terbaru ini, maka AS sejauh ini telah memberikan bantuan militer senilai total lebih dari US$ 26,7 miliar kepada Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada Februari 2022.