Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik Jerman atas keengganan mengirim pasokan tank Leopard modern untuk membantu negaranya menghadapi invasi pasukan Rusia. Zelensky menyebut Berlin hanya akan memasok tank-tank itu jika Amerika Serikat (AS) menawarkan tank Abram buatannya juga.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/1/2023), kritikan itu dilontarkan Zelensky saat berbicara di hadapan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, via tautan video.
"Ada saat-saat ketika kita tidak seharusnya ragu atau tidak seharusnya membandingkan. Ketika seseorang berkata 'Saya akan memberikan tank-tank jika orang lain juga membagikan tank," ucap Zelensky dalam pidatonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak berpikir ini adalah strategi yang tepat untuk digunakan," tegasnya.
Baca juga: Putin Yakin Rusia Menang Perang di Ukraina |
Zelensky juga menegaskan kembali niat merebut Crimea, yang dianeksasi Rusia tahun 2014 lalu. Dia menyerukan kepada mitra-mitra Barat untuk memberikan Ukraina lebih banyak pasokan persenjataan.
"Tujuan kami adalah untuk membebaskan semua wilayah kami," kata Zelensky dalam bahasa Ukraina.
"Crimea adalah tanah kami, wilayah kami, laut kami, dan gunung kami. Berikan kami senjata Anda dan kami akan membawa kembali tanah kami," ujarnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Zelensky Telepon PM India, Minta G20 Tahun Depan Hentikan Agresi Rusia':
Sekutu-sekutu Ukraina dan pemasok senjata Barat dijadwalkan bertemu di pangkalan Ramstein di Jerman, yang dikelola AS, pada Jumat (20/1) besok.
"Kami memerlukan semua kekuatan yang ada di luar sana karena kami berjuang melawan semua tirani ini," tegas Zelensky.
"Kami tidak bisa hanya melakukannya dengan motivasi dan moral," imbuhnya.
Dia lantas membandingkan persenjataan dengan 'vaksin melawan tirani Rusia'.
Saat ditanya soal pertempuran di garis depan, Zelensky menyatakan 'tidak ada stagnasi' namun ada 'perlambatan' selama musim dingin.
Dalam forum itu, Zelensky juga ditanya apakah insiden helikopter jatuh di pinggiran Kiev yang menewaskan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Ukraina dan 13 orang lainnya pada Rabu (18/1) waktu setempat, merupakan 'kecelakaan atau sesuatu yang lebih mengerikan'.
"Penyelidikan sedang berlangsung. Ada sejumlah teori dan saya tidak berwenang untuk membahasnya hingga penyelidikan selesai," jawabnya.