Pecah Pertempuran Rusia Vs Ukraina di Soledar Picu Rentetan Ledakan

Pecah Pertempuran Rusia Vs Ukraina di Soledar Picu Rentetan Ledakan

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 14 Jan 2023 22:14 WIB
FILE - Ukrainian army Grad multiple rocket launcher fires rockets at Russian positions in the frontline near Soledar, Donetsk region, Ukraine, Wednesday, Jan. 11, 2023. Russias Defense Ministry said Friday Jan. 13, 2023 that its forces have captured the salt-mining town of Soledar, the focus of a bloody battle between Russian and Ukrainian forces for months. (AP Photo/Libkos, File)
Foto: Pertempuran di Soledar (AP Photo/Libkos, File)
Kyiv -

Rusia dan Ukraina bertempur di Kota Soledar, Ukraina Timur. Pertempuran ini pun memicu rentetan ledakan.

Dilansir dari AFP, Rusia mengatakan pasukan Rusia telah merebut kendali atas Kota Soledar pada Jumat (14/1/2023). Klaim itu adalah klaim kemenangan pertama usai berbulan-bulan alami kemunduran di medan perang.

Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan telah "menyelesaikan pembebasan" Soledar pada hari sebelumnya. Kemenangan dinilai bakal membuka jalan bagi lebih banyak "operasi ofensif yang sukses" di wilayah Donetsk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dalam pernyataan terpisah, mereka memuji pasukan "pemberani dan tanpa pamrih" dari kelompok tentara bayaran Wagner karena menyerbu Soledar.

Pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin, menegaskan bahwa pasukannya mempelopori serangan Soledar.

Apa kata Ukraina? Baca halaman selanjutnya.

Kyiv Nyatakan Bertahan di Soledar

Kyiv menepis pengumuman Rusia dan mengatakan "pertempuran sengit" sedang berlangsung di Soledar, sebuah kota industri dengan populasi sebelum perang sekitar 10.000 yang kini tinggal puing-puing.

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar mengatakan sebelumnya bahwa Rusia telah memindahkan sebagian besar pasukannya di sekitar Donetsk untuk merebut Soledar. "Ini adalah fase perang yang sulit," katanya.

Di Siversk, sebuah kota di utara Soledar yang bisa menjadi barisan berikutnya untuk kemajuan Rusia, artileri bejajar di sekitar bangunan yang hancur yang dihiasi dengan beberapa penduduk yang tersisa dan personel militer Ukraina yang menantang salju tipis dan angin yang membekukan.

Oleksandr Sirenko, yang memotong bingkai jendela dan lantai dari flat yang hancur menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan di ruang bawah tanah, mengatakan dia tidak ingin pasukan Kyiv mundur.

"Anda tahu, saya takut akan banyak hal dalam hidup saya," katanya kepada AFP. "Kami hanya berharap mereka tidak mundur. Kami berharap, kami berharap. Kami takut, tapi kemana kami harus pergi?"

Ledakan yang Mengguncang

Pertempuran ini pun memicu ledakan besar. Seperti dilansir CNN, Sabtu (14/1/2023), ledakan besar itu terekam sebuah video yang diunggah ke media sosial, yang menunjukkan sekitar selusin hingga 20 tentara sedang berjalan di sepanjang rel kereta sebelum berbelok ke ruas jalanan di pinggiran utara kota Soledar.

Setelah tentara-tentara itu tiba di sebuah gedung dengan atap berwarna hijau, ledakan tiba-tiba terjadi dan menghancurkan gedung tersebut. Tampak puing-puing beterbangan ke udara dalam video tersebut.

Video itu telah di-geolokasi oleh CNN untuk memastikan lokasi asli saat video diambil. Geolokasi merupakan proses atau teknik untuk mengidentifikasi lokasi geografis seseorang atau perangkat melalui informasi digital yang diproses via internet.

Versi lebih panjang dari video itu diunggah oleh seorang tentara Ukraina yang ditempatkan di wilayah tersebut. Tentara dengan nama kode 'Madiar' itu merupakan komandan unit pengintaian udara Ukraina.

Madiar memberikan komentar dalam video yang dipostingnya. "Ada 10 dari mereka. Ada 10 lagi di sini. Dan semuanya jelas menuju ke arah yang sama. Mereka berkumpul. Dalam kelompok yang terdiri atas lebih dari 20 orang. Di dalam rumah-rumah. Di pinggiran Soledar," ucap Madiar.

"Pada pagi hari kami mengawasi tempat ini. Ada semacam aktivitas di sana. Sesuatu dimuat dan dibongkar," imbuhnya.

Madiar menggambarkan gedung dengan atap berwarna hijau itu sebagai 'semacam markas bagi mereka'. Dia menyebut setidaknya ada 25 tentara Rusia di dalam gedung tersebut.

Madiar kemudian melontarkan pertanyaan: "Apa yang harus kita lakukan? HIMARS atau MLRS?" Ledakan pun terjadi sesaat setelah pertanyaan itu.

HIMARS merujuk pada Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, yakni sistem artileri dengan roda yang canggih dan lebih ringan buatan AS yang mampu menembakkan banyak jenis amunisi seperti MLRS -- kependekan dari Sistem Roket Peluncur Mutiple.

Artileri HIMARS yang dipasok AS telah terbukti sebagai senjata yang akurat dan kuat untuk pasukan Ukraina yang terus bertempur melawan invasi Rusia.

Belum ada komentar atau tanggapan resmi dari pemerintah maupun militer Rusia soal ledakan di Soledar tersebut.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads