Pangeran Harry mengaku membunuh 25 orang selama bertugas militer di Afghanistan. Harry merasa tindakan itu bak menghilangkan bidak-bidak dari papan catur. Pengakuan buka-bukaan itu dikritik Taliban.
Dirangkum detikcom Minggu, (8/1/2023), dilansir AFP, memoar Pangeran Harry putra Raja Inggris Charles III ini akan diterbitkan pekan depan. Dia menyebut jumlah orang-orang yang dibunuhnya.
"Angka dari saya adalah 25. Itu bukan angka yang mengisi diri saya dengan kepuasan, tapi angka itu juga tidak membuat saya malu," tulis Harry dalam buku berjudul "Spare' itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamera yang ditanamkan di hidung helikopter Apache membuat dia dapat menilai misinya dan memutuskan seberapa banyak orang yang dia hendak bunuh. Dia membenarkan tindakannya atas dasar memori serangan 9/11 di Amerika Serikat (AS) dan setelah bertemu dengan keluarga korban.
Mereka yang bertanggung jawab dan mereka yang bersimpati terhadap pelaku 9/11 dianggapnya sebagai 'musuh kemanusiaan' dan berperang melawan mereka dianggap Harry sebagai aksi balasan terhadap kejahatan kemanusiaan. Demikian tulisnya di buku memoarnya.
Kini, Afghanistan diperintah oleh Taliban. Pemimpin senior Taliban bernama Annas Haqqani mengkritik Pangeran Harry, Adipati (Duke) Sussex itu.
"Tuan Harry! Orang-orang yang Anda bunuh itu bukan bidak-bidak catur, mereka itu manusia," kata Haqqani mencuit di Twitter, menuduh Harry melakukan kejahatan perang.
"Sebenarnya yang Anda katakan; Rakyat kami yang tidak berdosa adalah bidak-bidak catur untuk tentara-tentara, militer, dan pemimpin politik Anda. Tetap saja, Anda kalah dalam 'permainan'," kata Annas Haqqani.
Baca halaman selanjutnya.
Simak Video 'Pangeran Harry 'Diserang' Taliban':
Juru bicara pemerintah Afghanistan, Bilal Karimi juga mengkritik Harry atas ucapannya.
"Kejahatan semacam itu tidak terbatas pada Harry, tetapi setiap negara pendudukan memiliki sejarah kejahatan semacam itu di negara kami," tulisnya di Twitter.
"Warga Afghanistan tidak akan pernah melupakan kejahatan penjajah dan akan selalu menjaga semangat melindungi agama dan negara mereka tetap hidup," imbuhnya.
Abdul Qahar Balkhi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang dipimpin Taliban, juga mengkritik komentar Harry tersebut.
"Pendudukan barat di Afghanistan benar-benar merupakan momen menjijikkan dalam sejarah manusia dan komentar Pangeran Harry adalah mikrokosmos dari trauma yang dialami warga Afghanistan di tangan pasukan pendudukan yang membunuh orang-orang tak berdosa tanpa pertanggungjawaban apa pun," cetusnya.
Harry bertugas selama 10 tahun di militer Inggris, naik ke pangkat kapten.
Dia melakukan dua tugas melawan Taliban, pertama sebagai pengontrol udara yang menyerukan serangan udara pada tahun 2007 dan 2008, dan kemudian menerbangkan helikopter serang pada tahun 2012 dan 2013.