Penumpang menyatakan ini adalah perjalanan yang tidak menyenangkan. "Sebagian besar pengunjung liburan yang telah terganggu beberapa kali merasa kesal dan bingung bagaimana sebuah penerbangan yang telah mencapai 80 persen (perjalanan) dan ditolak mendarat. Banyak staf yang mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar hal ini terjadi," kata salah satu penumpang, diberitakan news.com.au.
Usai mendarat kembali di Melbourne, ketegangan pun meninggi. "Saya duduk di sebelah seorang pilot yang bertugas ke Bali (untuk menjadi kapten penerbangan kembali ke Perth) dan dia berkata bahwa dia belum pernah mendengar hal ini sebelumnya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penumpang lain di Twitter mengatakan itu adalah "pengalaman perjalanan terburuk dalam hidup", seraya menambahkan mereka dalam penerbangan itu hanya karena penerbangan mereka sebelumnya telah dibatalkan.
Kata Jetstar, penumpang yang tidak puas menunggu penerbangan baru ke Bali pada hari Rabu telah diberikan kamar hotel, voucher makan dan akan diberikan voucher perjalanan $200. Jetstar juga berkomitmen untuk menanggung biaya tambahan transportasi bandara.
![]() |
Sebab: Ganti pesawat, ditolak mendarat di Denpasar
Maskapai Jetstar memberi penjelasan bahwa ada miskomunikasi internal yang menyebabkan pesawatnya tidak jadi mendarat di Denpasar. Akibat dari miskomunikasi, perusahaan Jetstar gagal mendapat izin dari otoritas Indonesia untuk mendarat di Bali.
"Kami menukar layanan Melbourne ke Bali kemarin dengan pesawat Boeing 787 yang lebih besar untuk mengangkut lebih banyak pelanggan selama liburan," jelas juru bicara Jetstar pada hari Rabu (28/12).
"Sayangnya, karena miskomunikasi, pertukaran pesawat tidak disetujui oleh regulator lokal di Indonesia. Segera setelah kami mengetahuinya, penerbangan kembali ke Melbourne, dan kami telah memesan ulang penumpang untuk penerbangan hari ini. Kami tahu ini merupakan pengalaman yang sangat membuat frustrasi pelanggan dan dengan tulus meminta maaf atas apa yang terjadi," imbuhnya.
Selanjutnya, kata AirNav Indonesia: