Geger Penembakan di Paris Tewaskan 3 Orang, Pelakunya Kakek 69 Tahun

Geger Penembakan di Paris Tewaskan 3 Orang, Pelakunya Kakek 69 Tahun

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 24 Des 2022 09:02 WIB
Penembakan di Paris Tewaskan 3 Orang, Diduga Karena Rasis
penembakan di Paris tewaskan 3 orang (Foto: Reuters)
Jakarta -

Aksi penembakan brutal di pusat kota Paris, Prancis menewaskan tiga orang dan melukai tiga orang lainnya. Pelakunya, seorang kakek berusia 69 tahun, merupakan pensiunan masinis dengan sejarah kekerasan rasis dan pelanggaran senjata.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/12/2022), pria itu melepaskan tembakan di pusat budaya Kurdi dan salon rambut di Paris pada hari Jumat (23/12) waktu setempat. Jaksa Paris, Laure Beccuau mengatakan soal apakah serangan hari Jumat itu dimotivasi oleh rasisme "jelas akan menjadi bagian dari penyelidikan kami".

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin mengatakan pria itu "jelas menargetkan orang asing", tetapi "tidak pasti" apakah dia bermaksud membunuh "khususnya orang Kurdi".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diidentifikasi sebagai "William M" oleh media Prancis, pria bersenjata itu pernah menikam setidaknya dua migran di sebuah kamp migran di Paris tahun lalu, kata polisi dan sumber kehakiman kepada AFP.

Pria itu juga diduga telah merusak beberapa tenda di kamp migran di taman Bercy di Paris timur pada 8 Desember 2021.

ADVERTISEMENT

Pada Juni 2016, dia dihukum karena kekerasan bersenjata oleh pengadilan di Seine-Saint-Denis. Setahun kemudian, dia dijatuhi hukuman penjara enam bulan karena memiliki senjata api secara ilegal, kata sumber pengadilan kepada AFP.

Dia dilaporkan merupakan anggota klub olahraga menembak.

Usai melakukan penembakan pada Jumat (23/12), kakek itu dibawa ke rumah sakit untuk perawatan karena luka serius di wajah setelah dia ditangkap di tempat kejadian.

Simak video 'Penembakan di Paris Tewaskan 3 Orang, Diduga Karena Rasis':

[Gambas:Video 20detik]



Usai aksi penembakan ini, politisi sayap kiri Prancis menuduh pemerintahan Presiden Emmanuel Macron gagal menangani ancaman sayap kanan dengan cukup serius.

"Sayap kanan tampaknya menyerang lagi. Dengan konsekuensi yang mematikan," tulis anggota parlemen senior sayap kiri Clementine Autain di Twitter. "Kapan para pemimpin negara mulai menganggap serius ancaman teror ini?" imbuhnya.

Kantor kejaksaan Paris mengatakan bahwa pelaku penembakan itu telah dibebaskan dari tahanan pada 12 Desember lalu sambil menunggu persidangan atas serangan di kamp migran. Dia juga telah dilarang membawa senjata atau meninggalkan negara itu.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads