Klaim Putin Bila Perang Ukraina Bukan Salah Rusia

Klaim Putin Bila Perang Ukraina Bukan Salah Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 22 Des 2022 20:00 WIB
Russian President Vladimir Putin delivers a speech during a ceremony to award Gold Star medals to Heroes of Russia on the eve of Heroes of the Fatherland Day, at the Kremlin in Moscow, Russia December 8, 2022. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin (Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS)
Jakarta -

Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa perang Ukraina-Rusia bukan salah negaranya. Menurutnya, konflik yang tengah berlangsung di Ukraina, yang dipicu oleh invasi pasukan Moskow, sebagai 'tragedi bersama'.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (22/12/2022), pernyataan itu disampaikan Putin saat berbicara dalam rapat dengan jajaran pejabat senior militer Rusia pada Rabu (21/12) waktu setempat.

Dalam rapat itu, Putin menyatakan dirinya masih menganggap warga Ukraina -- di mana puluhan ribu orang tewas, jutaan orang mengungsi dan kota-kota di Ukraina hancur -- sebagai orang-orang yang 'bersaudara'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang sedang terjadi, tentu saja, sebuah tragedi -- tragedi kita bersama. Tapi itu bukan hasil dari kebijakan kita," sebut Putin merujuk pada konflik Ukraina.

"Itu adalah hasil dari kebijakan negara ketiga, negara ketiga yang selalu berusaha keras untuk ini, disintegrasi dunia Rusia. Sampai batas tertentu mereka berhasil, dan mendorong kita ke garis di mana kita berada sekarang," cetusnya.

ADVERTISEMENT

Simak selengkapnya di halaman berikut

Putin Tak Menyesal Lakukan Invasi

Sebelumnya, Putin mengatakan dirinya tidak menyesal telah meluncurkan apa yang disebutnya sebagai 'operasi militer khusus' dan berargumen bahwa Rusia tidak memiliki pilihan untuk melawan kekuatan Barat yang arogan.

Dalam rapat itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Sergei Shoigu membacakan sebuah laporan di mana dia menyebut pasukan Rusia secara aktif menghancurkan potensi militer Ukraina dan menuduh Barat berupaya membuat konflik berlarut-larut.

Shoigu mengusulkan penambahan jumlah personel tempur dalam militer Rusia, yang terlibat dalam operasi di Ukraina, menjadi 1,5 juta tentara dan menaikkan batas usia wajib militer ke rentang baru antara 21-30 tahun, dibandingkan sebelumnya antara 18-27 tahun.

Rusia Asah Kemampuan Tempur

Putin menyatakan negaranya akan terus mengembangkan potensi militer dan kesiapan tempur untuk kekuatan nuklir di tengah operasi militer yang terus berlanjut di Ukraina.

"Angkatan bersenjata dan kemampuan tempur dari angkatan bersenjata kita meningkat terus-menerus dan setiap harinya. Dan proses ini, tentu saja, akan kita tingkatkan," ucap Putin dalam rapat tersebut.

Dia menambahkan bahwa Rusia juga akan 'meningkatkan kesiapan tempur triad nuklir kita'.

Dalam pernyataannya, Putin menyoroti rudal jelajah hipersonik terbaru yang disebut Zircon, yang disebutnya akan mulai digunakan pada Januari tahun depan.

"Mulai Januari, kapal frigat Laksamana Gorshkov akan diperlengkapi dengan rudal hipersonik Zircon yang baru, yang tidak ada bandingannya di dunia," ungkap Putin dalam rapat tersebut.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads