Militan ISIS merebut sebagian besar wilayah strategis Irak dan Suriah tahun 2014 lalu, kemudian menetapkannya sebagai 'kekhalifahan' di mana mereka mendirikan pemerintahan brutal sebelum dikalahkan oleh pasukan Irak yang didukung koalisi militer pimpinan Amerika Serikat (AS).
ISIS kehilangan markas terakhirnya di Suriah, dekat perbatasan Irak, tahun 2019 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia al-Sudani mengecam keras tindak kekerasan itu sebagai 'serangan teroris yang pengecut'.
Ditegaskan Al-Sudani bahwa pasukan keamanan Irak harus menunjukkan 'kewaspadaan, kehati-hatian dalam memeriksa ruas jalanan dan tidak memberikan kesempatan apapun untuk elemen teroris'.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini