Francisco Antonio Laureana atau dikenal Laureana adalah pembunuh berantai asal Argentina yang telah membunuh dan memperkosa 15 wanita. Dia biasanya membunuh korbannya setiap hari Rabu atau Kamis.
Dikutip dari Murderpedia, Laureana adalah salah satu pembunuh berantai paling produktif di Argentina. Kasusnya tidak terlalu diingat dalam sejarah Argentina. Sebab, Laureana tak pernah memberikan kesaksian secara terbuka di hadapan masyarakat karena ia tewas tertembak saat hendak ditangkap. Serangkaian pembunuhan ini dilakukan sekitar tahun 1970an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laureana adalah seorang seminaris di Corrientes, Argentina. Ia diyakini melakukan kejahatan pertamanya di sana, di sebuah sekolah agama.
Cara Membunuh
Dia memperkosa dan menggantung seorang gadis religius di tangga tempat itu. Dia kemudian pindah ke San Isidro, Buenos Aires di mana dia bekerja sebagai pengrajin, menjual anting, gelang, dan kalung. Dia menikah dengan seorang wanita dan memiliki tiga anak.
Hampir setiap hari Rabu dan Kamis menjelang jam 6 sore seorang wanita atau gadis menghilang di kota dan mayat mereka ditemukan beberapa saat kemudian dengan tanda-tanda kekerasan yang kejam. Kadang-kadang bahkan dicekik dan ditembak dengan pistol kaliber 32.
Laureana biasa memilih korban berjenis kelamin perempuan. Biasanya mereka dibunuh saat sedang menunggu bus kota di terminal. Dia selalu mencuri sesuatu dari korbannya, seperti cincin, gelang, rantai, dan lain-lain (meskipun dia tidak pernah menjualnya) dan menyimpannya di dalam sepatu bot di rumahnya untuk dijadikan oleh-oleh.
Setelah melakukan salah satu pembunuhan, Laureana menembak seorang pria yang melihatnya melarikan diri dari sebuah rumah, ternyata dia tidak terluka. Saksi memutuskan untuk membuat identitas tersangka. Di sinilah akhir dari kekejian Laureana.
Kematian
Pada 27 Februari 1975, Laureana tidak dapat menyadari kejahatan terakhirnya, seorang gadis melihatnya dan mengenali pembunuh itu berkat identitas yang telah disebar.
Polisi menemukannya beberapa blok jauhnya dan melihat karakteristiknya mirip dengan identitas tersangka. Polisi mendekat untuk memintanya pergi bersama mereka untuk diinterogasi. Laureana mengeluarkan pistol dari tasnya dan mulai menembak ke petugas polisi.
Dia bersembunyi dari polisi di kandang ayam. Seekor anjing yang menjaga tempat itu menggigitnya dan saat dia berteriak kesakitan, dia mendapat perhatian polisi. Tidak siap untuk menyerah, dia menembak lagi. Petugas tak ada pilihan lain selain menembak Laureana.
Istri Laureana tak pernah percaya suaminya melakukan kejahatan tersebut. Namun, pada akhirnya aksi keji si pembunuh berantai itu telah selesai.
Simak juga 'Sidang Perdana Pembunuh Berantai Kulon Progo, Didakwa Pasal Berlapis':