Bangladesh Tangkap Kepala Partai Islamis Terbesar

Bangladesh Tangkap Kepala Partai Islamis Terbesar

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 13 Des 2022 18:00 WIB
ilustrasi pria diborgol
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Polisi Bangladesh telah menangkap ketua partai Islamis terbesar di negara itu. Penangkapan ini dilakukan beberapa hari setelah partai tersebut mengumumkan akan bergabung dengan oposisi utama dalam protes untuk menggulingkan Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina.

Dilansir kantor berita AFP, Selasa (13/12/2022), para petugas kontra-terorisme menangkap emir partai Jamaat-e-Islami, Shafiqur Rahman di Dhaka, kata juru bicara polisi metropolitan Faruq Ahmed, tanpa menjelaskan lebih rinci mengenai alasan penangkapan tersebut.

Seorang juru bicara Jamaat - partai politik terbesar ketiga di negara itu, yang telah dilarang mengikuti pemilu sejak 2012 - mengutuk penangkapan pria berusia 64 tahun itu. Dia menyebut penangkapan itu dimaksudkan untuk "menghentikan gerakan oposisi antipemerintah".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini hanyalah episode lain dari penindasan yang tidak adil yang terus berlanjut terhadap partai selama 15 tahun terakhir," kata Matiur Rahman Akand, sekretaris publisitas Jamaat kepada AFP.

Selama bertahun-tahun, Jamaat adalah sekutu utama oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP). Koalisi kedua partai itu telah memerintah Bangladesh antara tahun 2001-2006.

ADVERTISEMENT

Namun, setelah Hasina berkuasa pada tahun 2009, seluruh pimpinan Jamaat ditangkap dan diadili atas kejahatan perang sejak perang kemerdekaan negara itu tahun 1971 melawan Pakistan.

Lima pemimpin utamanya digantung mati antara 2013 dan 2016 setelah dinyatakan bersalah oleh pengadilan kejahatan perang.

Partai itu menyebut persidangan tersebut bermotivasi politik dan bagian dari balas dendam yang lebih luas terhadap para pemimpinnya.

Ratusan aktivis partai telah ditembak mati dan puluhan ribu ditahan setelah mereka melakukan protes kekerasan terhadap eksekusi mati tersebut.

Penangkapan kepala Jamaat ini terjadi beberapa hari setelah dua pemimpin BNP ditangkap atas tuduhan menghasut kekerasan pada malam demonstrasi antipemerintah pada hari Sabtu (10/12) lalu.

BNP menuntut Hasina mundur dan membiarkan pemerintah sementara mengadakan pemilihan yang bebas dan adil.

Diketahui bahwa aksi-aksi protes yang dipicu oleh krisis ekonomi yang sedang berlangsung, yang menyebabkan pemadaman listrik dan kenaikan harga bahan bakar, telah meletus di seluruh negeri dalam beberapa bulan terakhir.

Ribuan aktivis oposisi telah ditangkap.

Pemerintah Barat, bersama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah menyatakan keprihatinan atas iklim politik di Bangladesh, salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads