Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol memperingatkan bahwa respons gabungan yang belum pernah ada sebelumnya dengan sekutu-sekutunya akan diberikan jika Korea Utara (Korut) tetap menggelar uji coba nuklir.
Yoon menyerukan kepada China untuk membantu mencegah Korut mengembangkan senjata dan rudal nuklir yang dilarang. Demikian seperti dilansir Reuters, Selasa (29/11/2022).
Dalam wawancara itu, Yoon menyerukan China -- sekutu terdekat Korut -- untuk memenuhi tanggung jawab sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Dia mengingatkan jika tanggung jawab itu tidak dipenuhi maka akan memicu masuknya aset militer ke kawasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pasti China memiliki kemampuan untuk mempengaruhi Korea Utara, dan China memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam proses," cetus Yoon dalam wawancara eksklusif dengan Reuters yang dilakukan di kantornya pada Senin (28/11) waktu setempat.
Dia menyebut terserah kepada Beijing untuk memutuskan apakah akan menggunakan pengaruhnya itu untuk perdamaian dan stabilitas atau tidak.
Dinyatakan Yoon bahwa aktivitas terlarang Korut telah memicu peningkatan anggaran pertahanan di beberapa negara yang ada di kawasan sekitarnya, termasuk Jepang, dan pengerahan lebih banyak pesawat dan kapal perang Amerika Serikat (AS).
Yoon menilai itu menjadi kepentingan China untuk melakukan 'upaya-upaya terbaik' untuk membujuk Korut melakukan denuklirisasi.
Ketika ditanya lebih lanjut soal apa yang akan dilakukan Korsel dan sekutu-sekutunya -- AS dan Jepang -- jika Korut sungguh menggelar uji coba nuklir terbaru, Yoon menegaskan responsnya 'akan menjadi sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya'. Dia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut soal respons itu.
"Itu akan sangat tidak bijaksana bagi Korea Utara untuk menggelar uji coba nuklir ketujuh," ucap Yoon kepada Reuters.
Simak juga 'Penampakan Rudal Antarbenua Korut yang Bisa Jangkau Wilayah AS':
Di tengah rentetan uji coba rudal yang mencetak rekor sepanjang tahun ini, pemimpin Korut Kim Jong Un menegaskan pekan ini bahwa negaranya berniat untuk memiliki kekuatan nuklir paling kuat di dunia. Para pejabat Seoul dan Washington menyebut Pyongyang mungkin bersiap melanjutkan uji coba nuklir, untuk pertama kali sejak uji coba terakhir tahun 2017.
Uji coba rudal Korut membayangi banyak pertemuan para pemimpin internasional yang digelar bulan ini, termasuk KTT G20 di Bali, di mana Yoon menekan Presiden China Xi Jinping untuk bertindak lebih banyak dalam mengendalikan provokasi nuklir dan rudal Korut. Xi justru menyerukan agar Seoul meningkatkan hubungan dengan Pyongyang.
Sebelum KTT G20, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Xi bahwa Beijing memiliki kewajiban untuk mencoba berbicara dengan Korut soal uji coba nuklir, meski pun dia mengakui tidak mengetahui secara jelas apakah China akan melakukannya.
Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan sebelum pertemuan Biden-Xi bahwa Biden akan memperingatkan Xi jika pengembangan senjata Korut akan mengarah pada peningkatan kehadiran militer AS di kawasan, sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh Beijing.