Cerita Pembuat Film Jepang Saat Ditahan di Myanmar: Mengerikan!

Cerita Pembuat Film Jepang Saat Ditahan di Myanmar: Mengerikan!

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 28 Nov 2022 17:11 WIB
Ilustrasi Penjara
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/bortn76)
Jakarta -

Seorang pembuat film Jepang yang dipenjara selama hampir empat bulan di Myanmar, telah dibebaskan. Pria bernama Toru Kubota itu menyebut penahannya di sana sebagai "neraka". Dia meminta pemerintah Jepang untuk mengambil sikap lebih keras terhadap pelanggaran hak asasi manusia di negara yang dikuasai militer itu.

Dilansir kantor berita AFP, Senin (28/11/2022), negara Asia Tenggara itu berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih tahun lalu. Junta militer Myanmar telah menangkap ribuan orang termasuk politikus, mahasiswa, wartawan dan warga asing sejak itu.

"Itu mengerikan. Saya mengerti konsep neraka," kata Kubota kepada wartawan di Tokyo, menggambarkan kondisi di tahanan polisi, tempat dia pertama kali ditahan setelah ditangkap dalam sebuah aksi protes pada Juli lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia berkata bahwa dia hampir tidak bisa berbaring untuk tidur di sel kecil yang penuh sesak, kotor dan tidak sehat itu. Dia pun menyaksikan tahanan-tahanan lain dipukuli dengan pentungan.

Warga Jepang itu kemudian dipindahkan ke penjara Insein era kolonial Myanmar yang terkenal di mana dia ditahan di sel isolasi.

ADVERTISEMENT

Tokyo telah memotong bantuan ke Myanmar dan meminta junta militer untuk menghentikan kekerasan. Namun, respons pemerintah Jepang masih lebih terkendali daripada sanksi-sanksi ketat yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan lainnya.

"Saya berharap pemerintah Jepang akan mengambil sikap yang lebih kuat terhadap militer Myanmar," kata Kubota, seraya menambahkan bahwa setiap dana yang mengalir dari Jepang ke Myanmar harus diawasi dengan cermat.

Seorang juru bicara junta Myanmar tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Divonis 10 tahun penjara karena melanggar undang-undang penghasutan dan komunikasi, Kubota dibebaskan dalam amnesti massal bulan ini bersama mantan duta besar Inggris dan penasihat ekonomi Australia untuk pemimpin terguling Aung San Suu Kyi.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Australian, pada hari Senin (28/11), penasihat ekonomi Australia, Sean Turnell, juga menyebut soal sel yang kotor dan dia harus makan dari ember saat berada di penjara Myanmar.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads