Pemerintah Rusia mengikuti dengan prihatin tentang situasi di Semenanjung Korea dan peluncuran rudal-rudal Korea Utara. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Jumat (18/11).
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (18/11/2022), Ryabkov mengatakan kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti, bahwa Amerika Serikat dan sekutunya tampaknya sedang menguji kesabaran Pyongyang.
"Sepertinya mereka (AS dan sekutunya) sedang menguji kesabaran Pyongyang. Kami mengikuti perkembangan dengan prihatin," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ryabkov, Amerika Serikat mungkin nyaman dengan skenario eskalasi di sekitar Semenanjung Korea, tetapi Moskow tidak.
Dia mengatakan bahwa sementara Moskow lebih memilih pendekatan diplomatik terhadap Semenanjung Korea, "terbukti baru-baru ini bahwa Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan itu, lebih memilih jalan yang berbeda," ujar pejabat Rusia itu.
Beberapa saat sebelum itu, Pyongyang kembali meluncurkan rudal balistik antarbenua pada Jumat (18/11). Menurut Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada, rudal tersebut dapat menempuh jarak lebih dari 15.000 kilometer (9.320 mil) dan mencapai wilayah Amerika Serikat jika diluncurkan pada lintasan yang berbeda.
Rudal balistik antarbenua (ICBM) yang diluncurkan Korut itu dilaporkan jatuh ke perairan zona ekonomi eksklusif Jepang di dekat Pulau Hokkaido.
Hamada menuturkan kepada wartawan setempat bahwa 'rudal kelas ICBM' telah ditembakkan pada 'lintasan tinggi' -- yang berarti rudal ditembakkan ke arah atas untuk menghindari terbang terlalu jauh hingga ke negara-negara tetangganya.
Lihat Video: Rudal Balistik Korut Mendarat Dekat Pantai Korsel, Semenanjung Korea Memanas
"Berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan lintasannya, rudal balistik kali ini bisa memiliki kemampuan jangkauan 15.000 kilometer, tergantung pada berat hulu ledaknya, dan jika demikian, maka berarti daratan utama AS berada dalam jangkauannya," ujar Hamada merujuk pada rudal ICBM Korut.
Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengecam peluncuran rudal Korut itu dengan menyebutnya 'benar-benar tidak bisa diterima'. Tokyo meyakini rudal Korut yang diluncurkan Jumat (18/1) pagi itu jatuh di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Itu menjadi peluncuran kedua yang dilakukan Pyongyang dalam dua hari terakhir.
Dalam pernyataan terpisah, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan pihaknya 'mendeteksi sebuah rudal balistik jarak jauh (ICBM) ditembakkan sekitar pukul 10.15 waktu setempat, dari area Sunan di Pyongyang menuju Laut Timur' -- merujuk pada perairan yang juga disebut Laut Jepang.