NATO dan negara-negara G7 menyatakan akan tetap berhubungan erat untuk memutuskan kemungkinan reaksi terhadap ledakan yang disebabkan oleh rudal yang jatuh di Polandia dekat perbatasan Ukraina.
Dilansir kantor berita Reuters, Rabu (16/11/2022), pernyataan bersama itu disampaikan menyusul pertemuan darurat yang mereka adakan di sela-sela KTT G20 di Indonesia, untuk membahas ledakan di Polandia yang merupakan anggota NATO, yang kemungkinan disebabkan oleh rudal buatan Rusia.
"Kami setuju untuk tetap berhubungan erat untuk menentukan langkah selanjutnya yang tepat seiring penyelidikan berlangsung," kata para pemimpin Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Spanyol, dan Inggris dalam sebuah pernyataan bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menawarkan dukungan penuh kami untuk dan membantu penyelidikan yang sedang berlangsung di Polandia," imbuh pernyataan itu.
Dalam pernyataan bersama tersebut, para pemimpin juga mengutuk serangan "biadab" Rusia terhadap kota-kota Ukraina dan infrastruktur sipil.
Sebelumnya, Presiden Polandia Andrzej Duda menyatakan belum ada bukti jelas yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal ke wilayahnya, hingga menewaskan dua orang. Namun, Duda mengatakan rudal tersebut 'kemungkinan besar buatan Rusia'.
Seperti dilansir AFP, Rabu (16/11/2022), pernyataan Kementerian Luar Negeri Polandia pada Selasa (15/11) malam waktu setempat menyebut sebuah 'rudal buatan Rusia' terjatuh di desa Przewodow, yang terletak dekat dengan perbatasan Ukraina.
Lihat Video: Mengintip Rapat Darurat di KTT G20 Bali Bahas Rudal Rusia Hantam Polandia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia Lukasz Jasina mengatakan bahwa rudal itu jatuh di desa Przewodow pada Selasa (15/11) sore, sekitar pukul 15.40 waktu setempat. Sedikitnya dua warga negara Polandia tewas akibat ledakan rudal tersebut.
Kementerian Luar Negeri Polandia tidak menjelaskan lebih lanjut soal jenis rudal atau dari mana rudal itu ditembakkan. Dalam pernyataan senada, Duda juga menyebut belum ada bukti jelas soal pelaku yang menembakkan rudal itu, namun dia menyebut rudal itu buatan Rusia.
"Untuk saat ini kami tidak memiliki bukti kuat soal siapa yang menembakkan rudal itu. Penyelidikan tengah berlangsung," ujar Duda kepada wartawan setempat pada Rabu (16/11) waktu setempat.