Amerika Serikat (AS) ingin membeli peluru artileri Korea Selatan (Korsel) untuk dikirimkan ke Ukraina, yang sedang diinvasi Rusia. Keinginan itu diungkapkan Washington DC meskipun Seoul bersikeras agar AS menjadi pengguna terakhir amunisi produksinya.
Korsel juga menegaskan bahwa kebijakan pemerintahannya untuk tidak mengirimkan bantuan mematikan untuk Ukraina, tidak berubah. Demikian seperti dilansir Reuters, Jumat (11/11/2022).
Seorang pejabat AS, yang namanya dirahasiakan karena membahas negosiasi yang tengah berlangsung, membenarkan bahwa Washington DC ingin mengirimkan pasokan peluru artileri 155 mm buatan Korsel ke Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan pejabat AS itu bahwa dana Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI) bisa digunakan untuk membeli amunisi. Namun tidak diketahui secara jelas apakah amunisi itu akan dikirimkan melalui wilayah AS.
Kementerian Pertahanan Korsel, bagaimana pun, menegaskan posisinya untuk tidak mengirimkan bantuan mematikan kepada Ukraina tidak berubah. Dijelaskan juga bahwa negosiasi soal pembelian amunisi itu tengah berlangsung di bawah ketentuan bahwa AS merupakan pengguna akhir (end user).
"Untuk mengisi kekurangan pasokan amunisi 155 mm di AS, negosiasi tengah berlangsung antara AS dan perusahaan-perusahaan Korea untuk mengekspor amunisi," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.
"Ini dilakukan di bawah premis bahwa AS adalah pengguna akhir," tegas pernyataan tersebut.
Pejabat AS memperingatkan bahwa berita soal negosiasi itu bisa mengancam kesepakatan yang ingin dicapai.
Laporan media terkemuka AS, Wall Street Journal (WSJ), sebelumnya menyebut Seoul setuju untuk menjual senjata yang ditujukan bagi Ukraina. WSJ dalam laporannya, dengan mengutip para pejabat AS, menyebut perjanjian itu menyerukan AS untuk membeli 100.000 peluru artileri 155 mm yang akan dikirimkan ke Ukraina.
Korsel, yang merupakan sekutu AS, diketahui berupaya menghindari bermusuhan dengan Rusia, baik karena alasan ekonomi maupun karena pengaruh yang dimiliki Moskow atas Korea Utara (Korut).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya menyerukan Korsel untuk mengirimkan pasokan senjata, yang disebutnya akan 'sangat diperlukan'. Bulan lalu, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol menegaskan negaranya tidak memberikan senjata mematikan ke Ukraina.
Penegasan itu disampaikan Yoon setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan bahwa keputusan semacam itu akan menghancurkan hubungan bilateral.