Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan secara diam-diam mendesak para pemimpin Ukraina untuk mengisyaratkan kesediaan berdialog dengan Rusia. Pemerintah Ukraina juga diminta menanggalkan penolakan publik untuk terlibat perundingan damai, kecuali Presiden Vladimir Putin lengser.
Seperti dilansir Reuters, Senin (7/11/2022), hal tersebut diungkapkan oleh surat kabar terkemuka AS The Washington Post dalam laporannya pada Sabtu (5/11) dengan mengutip sejumlah sumber yang mengetahui pembahasan tersebut.
Disebutkan The Washington Post bahwa permintaan AS itu tidak dimaksudkan untuk mendorong Ukraina ke meja perundingan, melainkan sebuah upaya yang diperhitungkan untuk memastikan Kiev mempertahankan dukungan dari negara-negara lainnya yang menghadapi kekhawatiran semakin mengobarkan perang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan itu menyebut pembahasan yang terjadi menggambarkan kompleksitas dari posisi pemerintahan Biden dalam isu Ukraina.
Para pejabat Washington DC secara terang-terangan berjanji mendukung Kiev dengan bantuan besar-besaran 'selama mungkin yang diperlukan'. Namun di sisi lain mengharapkan adanya resolusi untuk perang delapan bulan terakhir, yang berdampak besar pada perekonomian dunia dan memicu kekhawatiran perang nuklir.
Laporan The Washington Post menyebut para pejabat AS membagikan penilaian mereka dengan mitra-mitra Ukraina bahwa Putin untuk saat ini tidak serius soal perundingan.
Namun mereka juga mengakui larangan yang diterapkan Presiden Volodymyr Zelensky untuk berbicara dengan Putin telah memicu kekhawatiran di beberapa negara Eropa, Afrika, Amerika Latin -- di mana perang sangat berdampak pada harga pangan dan bahan bakar.
"Kelelahan Ukraina menjadi hal yang nyata bagi beberapa mitra kami," ucap seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya, seperti dikutip The Washington Post.
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih enggan berkomentar saat ditanya apakah laporan The Washington Post itu akurat. Sementara juru bicara Departemen Luar Negeri AS memberikan komentar bernada diplomatis.
"Kami telah mengatakan sebelumnya dan akan mengatakannya lagi: Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata. Jika Rusia siap berunding, negara itu harus menghentikan serangan bom dan rudal dan menarik pasukannya dari Ukraina," cetus juru bicara Departemen Luar Negeri AS itu.
"Kremlin terus memicu eskalasi perang ini. Kremlin telah menunjukkan keengganannya untuk terlibat secara serius dalam perundingan bahkan sejak sebelum meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina," imbuhnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS itu juga menekankan kembali komentar yang disampaikan Zelensky pada Jumat (4/11) lalu, yang berbunyi: "Kami siap untuk perdamaian, untuk perdamaian yang adil dan tepat, yang formulanya telah kami suarakan berkali-kali."
"Dunia mengetahui posisi kami. Ini menghormati Piagam PBB, menghormati integritas teritorial kami, menghormati rakyat kami," imbuh Zelensky.
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dalam kunjungan ke Kiev pada Jumat (4/11) lalu menegaskan kembali bahwa dukungan AS untuk Ukraina 'tidak tergoyahkan dan teguh'.