Polisi dan tentara dikerahkan untuk berpatroli di jalan-jalan yang dilanda teror di dua kota di Ekuador. Ini dilakukan setelah serentetan serangan yang diduga dilakukan kelompok-kelompok kejahatan terorganisir yang mengobarkan perang narkoba yang mematikan.
Menyusul gelombang serangan pada Selasa (1/11) yang menyebabkan lima petugas polisi tewas dan seorang warga sipil terluka di sebuah klinik, keadaan darurat dan jam malam diberlakukan di dua provinsi: Guayas dan Esmeraldas.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (3/11/2022), warga sipil yang terluka itu meninggal pada Rabu (2/11) karena luka tembak di kepala, sehingga jumlah korban tewas akibat rentetan serangan itu menjadi enam orang. Dua petugas polisi juga terluka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam gelombang serangan itu, kelompok-kelompok bersenjatakan senjata api dan bahan peledak, termasuk bom mobil, menyerang lebih dari 18 target di kota Guayaquil dan Duran di provinsi Guayas dan di Esmeraldas.
Target termasuk polisi dan instalasi gas, klinik dan terminal bus.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso menyatakan keadaan darurat selama 45 hari sebagai tanggapan atas rentetan serangan teror itu. Dia memberlakukan jam malam dari jam 9 malam hingga jam 5 pagi untuk kedua provinsi itu dan kekuatan khusus untuk membatasi kebebasan bergerak dan berkumpul.
Pada hari Rabu (2/11) waktu setempat, jalan-jalan Guayaquil -- tempat terjadinya kekerasan di jalanan dan penjara yang melanda Ekuador sejak tahun lalu -- sangat sepi.
Jorge Arguello, kepala sebuah perusahaan penerbitan, mengatakan kepada AFP ada "ketakutan di jalanan". Dia sendiri takut meninggalkan rumah setelah melihat sejumlah sepeda motor - yang terkait dengan geng dan pembunuh bayaran - berkeliaran.
(ita/ita)