Korea Utara (Korut) menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada hari Kamis (3/11), tetapi peluncuran itu tampaknya gagal. Ini merupakan bagian dari serangkaian uji coba senjata Korut yang memecahkan rekor dalam 24 jam terakhir.
"Peluncuran ICBM Korea Utara dianggap telah berakhir dengan kegagalan," kata militer Korea Selatan (Korsel), seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (3/11/2022).
Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan mereka telah mendeteksi peluncuran rudal balistik jarak jauh (ICBM) pada Kamis pagi waktu setempat, diikuti dengan dua rudal balistik jarak pendek.
"Jangkauan rudal balistik jarak jauh itu sekitar 760 kilometer, ketinggian 1.920 kilometer dengan kecepatan Mach 15," kata militer Korsel.
"Rudal balistik jarak pendek terbang sekitar 330 kilometer pada ketinggian sekitar 70 kilometer dengan kecepatan Mach 5," imbuhnya.
"Peluncuran rudal balistik Korea Utara berturut-turut merupakan provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas tidak hanya Semenanjung Korea tetapi juga masyarakat internasional," kata militer Seoul.
"Militer Korea Selatan akan mempertahankan postur kesiapan yang kuat untuk menanggapi setiap provokasi dari Korea Utara," tandas militer.
Peluncuran itu dilakukan selama latihan udara gabungan terbesar yang dilakukan Korsel dan Amerika Serikat, yang dikenal sebagai Vigilant Storm, yang melibatkan ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak. Latihan tersebut akan berakhir pada hari Jumat (4/11) besok.
Latihan semacam itu telah membuat marah Pyongyang, yang melihatnya sebagai latihan untuk invasi. Korut bahkan mengancam bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat akan "membayar harga paling mengerikan dalam sejarah" jika mereka tidak menghentikan latihan bersama itu.
(ita/ita)