Korea Utara (Korut) menembakkan sekitar 100 peluru artileri ke perairan Laut Timur, setelah meluncurkan total sedikitnya 17 rudal balistik dan rudal jenis lainnya hanya dalam kurun waktu tujuh jam pada Rabu (2/11) waktu setempat. Tembakan artileri Korut itu diarahkan ke zona penyangga atau buffer zone dengan Korea Selatan (Korsel).
Seperti dilansir kantor berita Yonhap, Rabu (2/11/2022), aktivitas terbaru Korut itu dilaporkan oleh Kepala Staf Gabungan pada militer Korsel atau JCS dalam pernyataan terbaru.
Disebutkan JCS bahwa militer Korsel mendeteksi lebih dari 100 peluru artileri ditembakkan dari Distrik Kosong, Provinsi Kangwon, sekitar pukul 13.27 waktu setempat. Artileri itu ditembakkan ke buffer zone bagian timur di antara kedua Korea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zona penyangga itu ditetapkan di bawah perjanjian militer antar-Korea, yang ditandatangani pada 19 September 2018 untuk mengurangi ketegangan perbatasan.
Tembakan artileri itu dilaporkan setelah JCS sebelumnya menyebut Pyongyang meluncurkan empat rudal balistik jarak pendek (SRBM) ke Laut Kuning, dari Provinsi Pyongan Utara, pada pukul 06.51 waktu setempat.
JCS juga mendeteksi peluncuran tiga rudal SRBM lainnya dari lokasi di atau sekitar kota pesisir Wonsan pada pukul 08.51 waktu setempat. Salah satu rudal dilaporkan terjatuh di dekat pantai Korsel, yang memicu diaktifkannya peringatan serangan udara yang tergolong langka di pulau terpencil Ulleung.
Simak Video: Rudal Balistik Korut Mendarat Dekat Pantai Korsel, Semenanjung Korea Memanas
Ditegaskan oleh JCS bahwa itu menjadi momen pertama sebuah rudal balistik Korut jatuh di dekat perairan Korsel dan bahkan melampaui Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim antar-Korea yang menjadi sengketa.
Laporan JCS juga menyebut Pyongyang, pada pukul 09.12 waktu setempat, meluncurkan sekitar 10 rudal lainnya, termasuk beberapa rudal SRBM dan rudal darat-ke-permukaan, dari berbagai lokasi ke perairan Laut Timur dan Laut Kuning.
Dalam pernyataannya, JCS menyebut Korsel telah mengirimkan peringatan resmi kepada Korut, mendesak rezim Kim Jong-Un untuk segera menghentikan semua aksi provokasi.