Wanita AS yang Pimpin Batalion ISIS Divonis Penjara 20 Tahun

Wanita AS yang Pimpin Batalion ISIS Divonis Penjara 20 Tahun

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 02 Nov 2022 13:52 WIB
Allison Fluke-Ekren, mantan guru di AS yang pernah memimpin pasukan perempuan ISIS. (AFP)
Foto: Allison Fluke-Ekren, mantan guru di AS yang pernah memimpin pasukan perempuan ISIS. (AFP)
Jakarta -

Seorang wanita Amerika Serikat (AS) yang bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah, memimpin batalion militer yang semuanya wanita, dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh pengadilan AS.

Dilansir kantor berita AFP, Rabu (2/11/2022), Allison Fluke-Ekren (42) yang dibesarkan di sebuah peternakan di Kansas, AS, dijatuhi hukuman maksimal oleh Hakim Distrik AS, Leonie Brinkema dalam persidangan di pengadilan federal di Alexandria, Virginia pada Selasa (1/11) waktu setempat, setelah mengaku bersalah atas dakwaan teror.

"Anda jelas wanita yang sangat cerdas," ujar Brinkema kepada Fluke-Ekren, menolak klaimnya bahwa dia dimanipulasi oleh suami keduanya yang lahir di Turki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak diragukan lagi bahwa Anda memberikan dukungan material kepada organisasi teroris," kata hakim tersebut.

Jaksa AS Raj Parekh mengatakan, selama lebih dari delapan tahun, Fluke-Ekren terlibat dalam "kejahatan terorisme" di zona perang di Libya, Irak, dan Suriah, termasuk melatih para wanita dan gadis muda lainnya untuk melakukan serangan untuk ISIS.

ADVERTISEMENT

Fluke-Ekren "berlaku menjadi permaisuri ISIS," kata Parekh. "Dia mencuci otak gadis-gadis muda dan melatih mereka untuk membunuh," tuturnya.

Fluke-Ekren yang seorang mualaf merupakan wanita Amerika langka yang menduduki posisi senior di jajaran kekhalifahan ISIS yang sekarang sudah bubar.

Salah satu putrinya, Leyla Ekren, yang menikah dengan seorang anggota ISIS di Suriah ketika dia baru berusia 13 tahun, mengatakan bahwa ibunya tersebut dimotivasi oleh "nafsu akan kendali dan kekuasaan."

"Saya ingin orang-orang melihat orang seperti apa dia," cetus Leyla Ekren.

"Dia meninggalkan saya di Raqqa bersama pemerkosa saya," katanya merujuk pada suaminya yang merupakan anggota ISIS.

Fluke-Ekren yang mengenakan jilbab hitam, berbicara di pengadilan dan meminta hakim untuk "hukuman belas kasih" hanya dua tahun penjara.

"Saya sangat menyesali pilihan saya," kata mantan guru tersebut kepada hakim. "Kepada siapa pun yang telah terluka oleh tindakan saya, saya meminta maaf," ujarnya.

Parekh mengatakan, Fluke-Ekren yang terlahir sebagai Allison Brooks, tumbuh di "rumah yang penuh kasih dan stabil" di Overbrook, Kansas, dan dianggap sebagai siswa yang "berbakat".

"Tidak ada latar belakangnya yang bisa menjelaskan perilakunya," tutur Parekh.

Setelah meninggalkan suami pertamanya, yang memberinya dua anak, Fluke-Ekren kuliah di University of Kansas, di mana dia menikah dengan sesama mahasiswa bernama Volkan Ekren dan menjadi seorang Muslim. Dia kemudian mendapatkan sertifikat mengajar dari sebuah perguruan tinggi di Indiana.

Pada tahun 2017, Fluke-Ekren menjadi pemimpin batalion anggota perempuan ISIS yang disebut "Khatiba Nusaybah," yang memberikan pelatihan militer kepada lebih dari 100 wanita dan gadis-gadis muda.

"Selama sesi pelatihan, Fluke-Ekren menginstruksikan para wanita dan gadis-gadis muda tentang penggunaan senapan serbu AK-47, granat, dan sabuk bom bunuh diri," kata Parekh.

Fluke-Ekren yang menangis, mengakui di pengadilan bahwa dia telah memberikan pelatihan semacam itu, tetapi mengatakan itu hanya untuk membela diri.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads