.webp)
Rusia mengirimkan 1.000 tentara tambahan ke tepi barat Sungai Dnipro di Ukraina, dalam upaya mempertahankan kota Kherson yang diduduki pasukannya. Tentara-tentara yang dikerahkan ke Kherson itu bagian dari program mobilisasi militer yang diperintahkan Presiden Vladimir Putin sejak September lalu.
Seperti dilansir CNN, Jumat (28/10/2022), pengerahan tentara tambahan Rusia ke wilayah Kherson itu diungkapkan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina dalam pernyataan terbaru via Facebook.
Disebutkan Angkatan Bersenjata Ukraina bahwa Rusia memperkuat pasukannya setelah otoritas pro-Moskow mengevakuasi warga-warga sipil dan barang-barang, seperti peralatan rumah sakit, ke tepi timur Sungai Dnipro yang membelah wilayah Kherson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penguatan kelompok musuh dengan personel militer yang dimobilisasi dengan jumlahnya mencapai 1.000 orang di tepi kanan (barat) di wilayah Kherson telah dicatat," sebut Angkatan Bersenjata Ukraina dalam pernyataannya.
"Mereka dimukimkan kembali di rumah-rumah penduduk setempat yang telah meninggalkan area-area tersebut," imbuh pernyataan itu.
Rusia dilaporkan tengah melakukan penggalian untuk menetapkan posisi defensif menjelang pertempuran yang diperkirakan akan terjadi dengan pasukan Ukraina, untuk memperebutkan ibu kota Kherson, yang terletak di tepi barat Sungai Dnipro.
Dalam informasi intelijen terbaru pada Jumat (28/10) waktu setempat, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan bahwa 'kemungkinan pasukan cadangan yang dimobilisasi' telah dikirimkan untuk memperkuat pasukan Rusia di tepi barat Sungai Dnipro di Kherson.
Simak video 'Militer Rusia-Ukraina Akan Perang Habis-habisan di Kherson':
"Rusia kemungkinan telah menambah beberapa unitnya di sebelah barat Sungai Dnipro dengan pasukan cadangan yang dimobilisasi," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.
"Namun, ini berasal dari level awak yang sangat rendah," imbuh pernyataan tersebut.
Disebutkan juga bahwa pasukan Rusia di sebagian besar wilayah Ukraina telah beralih ke dalam 'posisi defensif jangka panjang' dalam enam pekan terakhir.
"Kemungkinan karena penilaian yang lebih realistis bahwa pasukan yang sangat kekurangan personel dan kurang terlatih di Ukraina saat ini hanya mampu melakukan operasi defensif," sebut Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataannya.
