Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA Bill Burns terungkap mengunjungi langsung Ukraina, yang tengah diinvasi pasukan Rusia, pada awal bulan ini. Burns bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky dan jajaran pejabat Ukraina lainnya dalam kunjungan itu.
Seperti dilansir CNN, Kamis (27/10/2022), kunjungan Direktur CIA ke Ukraina itu diungkapkan oleh dua sumber dari kalangan pejabat AS yang mengetahui kunjungan itu. Tidak disebutkan lebih lanjut kapan tepatnya Burns berkunjung ke Kiev, hanya disebutkan awal bulan ini.
Lantas, apa saja yang dilakukan Burns dalam kunjungan di tengah perang yang berkecamuk di Ukraina tersebut?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat berada di sana, dia memperkuat komitmen AS untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dalam perjuangannya melawan agresi Rusia, termasuk terus berbagi intelijen," ungkap salah satu pejabat AS, yang enggan disebut namanya, kepada CNN.
Sumber-sumber yang dikutip CNN itu enggan memberikan rincian lebih lanjut soal kunjungan Burns.
Kunjungan Direktur CIA itu dilakukan saat kekhawatiran AS semakin meningkat soal potensi penggunaan senjata nuklir oleh Rusia dalam perang di Ukraina. Burns dan sejumlah pejabat AS lainnya mengatakan secara terbuka bahwa mereka tidak melihat bukti yang menunjukkan Moskow secara aktif mempersiapkan langkah tersebut.
Namun sejumlah pejabat dari kalangan intelijen AS memperingatkan bahwa risikonya -- penggunaan senjata nuklir -- mencapai level tertinggi sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
Peringatan itu dilontarkan Biden saat ditanya oleh wartawan soal apakah menurutnya Rusia sedang mempersiapkan serangan 'bom kotor' yang kemudian akan disalahkan pada Ukraina.
"Rusia akan membuat kesalahan yang sangat serius jika menggunakan senjata nuklir taktis," tegas Biden dalam pernyataannya pada Selasa (25/10) waktu setempat, seperti dilansir AFP.
Bom kotor atau bom radioaktif merupakan senjata yang dirancang untuk menggabungkan perangkat peledak konvensional, seperti dinamit, dengan material radioaktif, seperti uranium, atau material biologi maupun kimia lainnya, untuk disebarkan di area yang luas melalui ledakan.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa Kiev bisa mengerahkan apa yang disebutnya sebagai 'bom kotor' di wilayahnya sendiri.
Namun AS dan sekutu-sekutunya membantah tuduhan Rusia itu dan menduga Moskow sendiri yang mungkin menggunakan 'bom kotor' dalam serangan bendera palsu (false-flag attack), untuk membenarkan penggunaan senjata nuklir konvensional di wilayah Ukraina.