Otoritas Korea Selatan (Korsel) meluncurkan penyelidikan setelah mayat seorang wanita pembelot Korea Utara (Korut) ditemukan telah membusuk di dalam apartemennya di ibu kota Seoul. Kepolisian Korsel melaporkan mayat pembelot Korut itu ditemukan membusuk parah hingga hampir kerangka.
Seperti dilansir CNN, Rabu (26/10/2022), identitas pembelot Korut yang tewas tidak diungkapkan ke publik. Pihak kepolisian dan Kementerian Unifikasi Korsel hanya menyebutkan bahwa pembelot itu berjenis kelamin perempuan dan berusia sekitar 40-an tahun.
Disebutkan juga bahwa pembelot itu kabur dari Korut ke wilayah Korsel pada tahun 2002 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut keterangan Kepolisian Seoul, wanita itu tidak membayar sewa apartemen beberapa kali dan tidak bisa dihubungi. Korporasi Perumahan dan Komunitas Seoul -- perusahaan perumahan umum -- lantas mengirimkan para pekerjanya untuk mengunjungi apartemen wanita itu, di mana mereka menemukan jasadnya.
Jenazah wanita itu ditemukan dalam kondisi sudah sangat membusuk, dengan pihak kepolisian menyebut 'statusnya nyaris menjadi kerangka'. Penyebab pasti kematian wanita pembelot Korut itu belum diketahui secara jelas.
Namun berdasarkan pakaian musim dingin yang dikenakan mayat itu, pihak kepolisian menduga dia sudah meninggal dunia selama sekitar setahun -- meskipun detail lebih tepat baru diketahui setelah autopsi dilakukan.
Kementerian Unifikasi Korsel tidak menyebut identitas pembelot Korut yang tewas itu, namun otoritas setempat pernah memujinya sebagai kisah sukses permukiman kembali.
Simak juga 'Korut Lakukan Simulasi Serangan Nuklir ke Korsel!':
Disebutkan Kementerian Unifikasi Korsel bahwa tahun 2011 hingga tahun 2017 lalu, wanita pembelot Korut itu bekerja sebagai penasihat di Yayasan Hana Korea yang dikelola kementerian untuk membantu para pembelot lainnya bermukim di Korsel.
Otoritas Korsel diketahui secara rutin memantau para pembelot Korut dan memberikan pemeriksaan kesejahteraan selama proses permukiman kembali yang mereka jalani. Namun, menurut Kepolisian Seoul, wanita pembelot itu meminta polisi untuk tidak memperpanjang layanan perlindungan baginya.
Diungkapkan Kementerian Unifikasi Korsel bahwa wanita pembelot itu tidak ada dalam daftar pengawasan kementerian.
Seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korsel yang tidak disebut namanya, menyebut kasus itu 'sangat menyedihkan'. Dia menyatakan bahwa kementerian akan memeriksa ulang sistem penanggulangan krisis bagi para pembelot Korut dan meninjau area-area yang perlu ditingkatkan.
Sementara Kepolisian Seoul menyatakan pihaknya telah mengajukan permintaan untuk penyelidikan lebih lanjut untuk insiden ini kepada Layanan Forensik Nasional.