Rishi Sunak Langsung Kena Kritik Usai Terpilih Jadi PM Inggris

Rishi Sunak Langsung Kena Kritik Usai Terpilih Jadi PM Inggris

Audrey Santoso - detikNews
Selasa, 25 Okt 2022 22:06 WIB
INVERURIE, SCOTLAND - AUGUST 16: Former Chancellor of the Exchequer Rishi Sunak speaks during a visit to Cluny Castle in Inverurie during a campaign visit on August 16, 2022 in Inverurie, Scotland. Foreign Secretary, Liz Truss and former Chancellor Rishi Sunak are vying to become the new leader of the Conservative Party and the UKs next Prime Minister. (Photo by
Foto: PM Inggris Rishi Sunak (Jane Barlow/Getty Images)
London -

Rishi Sunak, Perdana Menteri Inggris pertama yang berasal dari India, mendapat kritikan tajam dari seorang anggota parlemen oposisi dari Partai Buruh, Zarah Sultana, via media sosial. Seperti diketahui, Sunak memenangkan pemilihan Ketua Partai Konservatif, yang berkuasa di Inggris, setelah dua pesaingnya, yakni mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Penny Mourdant dan mantan PM Boris Johnson, menarik diri dari pencalonan.

Sunak terpilih menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri pekan lalu.

Seperti dilansir media lokal Inggris, coventrytelegraph.net, Selasa (25/10/2022), Sultana yang merupakan anggota parlemen Partai Buruh mewakili wilayah Conventry South tidak senang dengan terpilihnya Sunak. Sultana, yang merupakan keturunan Pakistan, secara terang-terangan menyampaikan komentarnya yang menyindir dan mengkritik Sunak via Twitter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi Rishi Sunak -- anggota parlemen terkaya dalam sejarah -- akan menjadi Perdana Menteri, dengan rencana untuk memotong dana untuk layanan publik dan memotong upah para pekerja," tulis Sultana via akun Twitternya yang memiliki 305 ribu follower.

"Perang kelas Tory (sebutan untuk Partai Konservatif) ini dikobarkan tanpa mandat, tanpa satu pun suara diberikan. Pemilihan umum sekarang! #EnoughIsEnough," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sultana tidak menunjukkan tanda-tanda menahan diri dalam melontarkan kritikan-kritikan untuk Sunak via media sosial.

"Anggota parlemen terkaya dalam sejarah -- yang sebagai Chancellor mengawasi pemotongan terbesar dalam dukungan untuk yang termiskin -- sekarang memimpin partai yang didanai oleh sepertiga miliarder Inggris dan berencana untuk memotong pendanaan bagi layanan publik," tulis Sultana soal Sunak, merujuk pada jabatan Chancellor of the Exchequer yang pernah dipegangnya. Jika bukan 'perang kelas', apa itu?" tanyanya.

Cuitan Sultana tersebut di-retweet hingga lebih dari 10.000 kali dan menuai ribuan komentar pengguna Twitter lainnya, dengan beberapa mendukung opini politikus Partai Buruh itu.

Dilansir dari BBC, Senin (24/10), Rishi Sunak setidaknya mencatat sejumlah rekor baru saat dirinya menduduki jabatan PM Inggris pada usia 42 tahun. Selain PM Inggris pertama keturunan India, Sunak juga menjadi PM Inggris termuda sejak 1812.

Simak video 'Warga India Bangga Rishi Sunak Jadi PM Inggris':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Dia juga menjadi anggota parlemen tercepat yang menjadi PM Inggris, yakni dalam 7 tahun. Sementara dilansir Reuters, Sunak merupakan mantan Menteri Keuangan.

Dia menjadi Perdana Menteri ketiga Inggris dalam waktu kurang dari dua bulan. Dia bertugas memulihkan stabilitas negara yang terguncang akibat gejolak politik dan ekonomi selama bertahun-tahun.

Sunak menjadi perhatian nasional ketika, pada usia 39, menjadi Menteri Keuangan di bawah Johnson tepat ketika pandemi COVID-19 melanda Inggris. Dia mengembangkan skema cuti yang berhasil.

Keluarga Sunak bermigrasi ke Inggris pada 1960-an, periode ketika banyak orang dari bekas jajahan Inggris pindah ke negara itu untuk membantunya membangun kembali setelah Perang Dunia Kedua.

Setelah lulus dari Universitas Oxford, dia pergi ke Universitas Stanford di mana dia bertemu dengan istrinya Akshata Murthy, yang ayahnya adalah miliarder India NR Narayana Murthy, pendiri raksasa outsourcing Infosys Ltd.

Halaman 2 dari 2
(aud/zap)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads