Saad Ibrahim Almadi, seorang warga negara Amerika Serikat (AS) yang divonis 16 tahun penjara karena cuitan Twitter yang mengkritik pemerintah Arab Saudi. Rupanya cuitan-cuitan Almadi itu menyinggung soal pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi dan konflik Yaman.
Seperti dilansir AFP, Rabu (19/10/2022), Almadi yang berusia 72 tahun dan berkewarganegaraan ganda AS-Saudi ini ditangkap saat mengunjungi keluarganya di Saudi pada November tahun lalu. Kunjungan itu direncanakan selama dua minggu sebelum Almadi pulang ke AS, namun dia tidak pernah kembali.
Pekan ini, putra Almadi, Ibrahim, mengungkapkan ke media soal penahanan ayahnya oleh otoritas Saudi. Ibrahim menyebut ayahnya dijatuhi hukuman penjara pada awal bulan ini. Dia juga mengkritik pemerintah AS yang disebutnya gagal melakukan lebih banyak hal untuk mengamankan pembebasan ayahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ibrahim, ayahnya yang seorang pensiunan manajer proyek yang tinggal di Florida, AS, bukanlah seorang pembangkang.
Ibrahim juga membagikan daftar cuitan Twitter yang disebutnya dijadikan bukti oleh Saudi untuk mendakwa ayahnya -- dia menyebut informasi ini telah dikonfirmasi Departemen Luar Negeri AS. Cuitan itu mencakup komentar soal pajak dan proyek pembongkaran kontroversial di Jeddah.
Satu cuitan mempertanyakan mengapa Saudi tidak mampu mencegah serangan pemberontak Houthi di Yaman yang diselimuti konflik, di mana Riyadh memimpin koalisi militer untuk mendukung pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional.
Cuitan lainnya membahas soal 'pengorbanan' Khashoggi, yang pembunuhannya oleh agen-agen Saudi di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, tahun 2018 lalu telah memicu kemarahan global.
Simak juga 'Konfrontasi Biden ke Putra Mahkota Saudi soal Pembunuhan Khashoggi':