Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menolak permintaan Rusia untuk menggelar voting rahasia akhir pekan ini soal pencaplokan wilayah Ukraina oleh Moskow. Voting itu akan menentukan apakah Majelis Umum PBB akan mengecam langkah Rusia mencaplok empat wilayah Ukraina atau tidak.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (11/10/2022), Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara memutuskan dalam voting pada Senin (10/10) untuk menggelar voting secara terbuka -- bukan voting rahasia -- untuk draf resolusi PBB yang akan mengecam 'referendum ilegal' dan 'upaya aneksasi ilegal' oleh Rusia.
Hasilnya menunjukkan sebanyak 107 negara dalam Majelis Umum PBB mendukung voting terbuka. Para diplomat PBB menyatakan voting terbuka untuk resolusi soal referendum dan aneksasi Rusia itu kemungkinan digelar pada Rabu (12/10) besok.
Hanya 13 negara yang menentang voting terbuka, sementara sebanyak 39 negara memilih abstain dan sisanya tidak memilih.
Rusia sebelumnya berargumen bahwa voting rahasia diperlukan karena adanya lobi-lobi Barat berarti 'mungkin akan sangat sulit jika posisi-posisi diungkapkan secara terbuka'.
Beberapa waktu lalu, Moskow mencaplok empat wilayah Ukraina yang didudukinya -- Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia -- setelah menggelar apa yang disebutnya sebagai referendum. Ukraina dan sekutu-sekutu Barat menyebut referendum itu ilegal dan sarat pemaksaan.
Draf resolusi PBB yang akan divoting pekan ini menyerukan negara-negara untuk tidak mengakui langkah Rusia dan menegaskan kembali kedaulatan juga integritas wilayah Ukraina.