Coba Kabur-Sandera Eks Senator Filipina, 3 Napi Ditembak Mati

Coba Kabur-Sandera Eks Senator Filipina, 3 Napi Ditembak Mati

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 10 Okt 2022 10:41 WIB
Ilustrasi penjara
Ilustrasi (dok. Getty Images/iStockphoto/Fahroni)
Manila -

Kepolisian Filipina menembak mati tiga narapidana (napi), termasuk seorang militan top Abu Sayyaf, dalam kerusuhan yang pecah di dalam penjara di ibu kota Manila. Mantan senator Filipina dari partai oposisi, Leila de Lima, yang juga ditahan di penjara itu sempat disandera oleh para napi.

Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (10/10/2022), kerusuhan itu terjadi saat para napi berusaha melarikan diri dari sebuah penjara dengan keamanan maksimum yang terletak di kompleks markas besar Kepolisian Filipina di kawasan Metropolitan Manila pada Minggu (9/10) waktu setempat.

Kepala Kepolisian Nasional Filipina Jenderal Rodolfo Azurin Jr menuturkan De Lima tidak mengalami luka-luka dan telah dibawa ke rumah sakit setempat untuk menjalani pemeriksaan medis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan kepolisan bahwa satu dari tiga napi itu menikam seorang polisi yang mengantarkan sarapan. Mengetahui adanya serangan, seorang polisi lainnya yang berjaga di menara pengawas melepaskan tembakan peringatan.

Tembakan kembali dilepaskan dan menewaskan dua napi, termasuk komandan militan Abu Sayyaf Idang Susukan, ketika mereka menolak untuk mematuhi perintah polisi.

ADVERTISEMENT

Satu napi lainnya atau napi ketiga kemudian berlari ke arah sel penjara yang ditempati De Lima dan menyanderanya. Azurin menyatakan bahwa napi ketiga akhirnya ditembak mati polisi.

"Dia (De Lima-red) aman. Kami mampu dengan cepat mengatasi insiden di dalam pusat tahanan," tutur Azurin kepada wartawan setempat.

Lihat juga video 'Penembakan di Acara Kelulusan Mahasiswa di Filipina, 3 Tewas':

[Gambas:Video 20detik]



Berbicara kepada radio setempat DZBB, Azurin menilai De Lima tidak menjadi target utama para napi. "Mereka (para napi-red) melihatnya sebagai tameng ideal. Niat mereka adalah untuk kabur," sebutnya.

De Lima diketahui ditahan sejak tahun 2017 dan tengah menghadapi persidangan kasus narkoba, yang disebutnya direkayasa oleh mantan Presiden Rodrigo Duterte dan jajarannya untuk membungkam kritikannya terhadap operasi narkoba era Duterte.

Duterte yang bersikeras menyatakan De Lima bersalah, telah mengakhiri masa jabatannya pada 30 Juni lalu dan digantikan oleh Ferdinand Marcos Jr sebagai Presiden Filipina.

Marcos Jr dalam pernyataan via Twitter menyatakan akan berbicara kepada De Lima 'untuk memeriksa kondisinya dan menanyakan apakah dia ingin dipindahkan ke pusat tahanan lainnya'.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads