Nobel Perdamaian 2022 diberikan kepada tiga pihak, yakni pembela hak asasi manusia (HAM) asal Belarusia Ales Bialiatski, kelompok Memorial Rusia dan organisasi Pusat Kebebasan Sipil Ukraina, atas kinerja mereka mendokumentasikan kejahatan perang dan pelanggaran HAM.
Seperti dilansir AFP, Jumat (7/10/2022), komisi Nobel Perdamaian juga menyerukan pembebasan Bialiatski yang dipenjara di Belarusia sejak tahun 2021. Ditegaskan juga oleh komisi Nobel Perdamaian bahwa pemberian penghargaan ini tidak ditujukan kepada Presiden Vladimir Putin yang melancarkan invasi ke Ukraina.
"Mereka telah melakukan upaya luar biasa untuk mendokumentasikan kejahatan perang, pelanggaran hak asasi manusia dan penyalahgunaan kekuasaan. Bersama mereka menunjukkan pentingnya masyarakat sipil untuk perdamaian dan demokrasi," jelas Kepala Komisi Nobel Norwefia, Beris Reiss-Andersen, kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penghargaan ini tidak ditujukan kepada Presiden Putin ... kecuali bahwa pemerintahannya ... mewakili pemerintahan otoriter yang menindas para aktivis HAM," sebut Reiss-Andersen.
Tahun lalu, Nobel Perdamaian diberikan kepada para pejuang kebebasan pers, yakni jurnalis Filipina Maria Ressa dan jurnalis Rusia Dmitry Muratov.
Penghargaan Nobel Perdamaian mencakup sebuah medali emas dan hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (Rp 13,7 miliar).
Penghargaan itu akan diserahkan dalam seremoni resmi di Oslo pada 10 Desember mendatang, saat peringatan kematian pencetus Nobel, penemu Swedia dan filantropi Alfred Nobel.
Diketahui bahwa Nobel Perdamaian menjadi satu-satunya Nobel yang diberikan di Oslo, sementara lainnya diumumkan di Stockholm.
Reiss-Andersen dalam pernyataannya mengharapkan Bialiatski bisa hadir langsung untuk menerima Nobel Perdamaian itu.
"Kami berharap ... bahwa dia bisa datang ke Oslo dan menerima kehormatan yang dianugerahkan kepadanya," ucapnya.