Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Oleksiy Reznikov pada hari Jumat (7/10) meminta tentara Rusia untuk meletakkan senjata mereka, menjanjikan mereka "kehidupan dan keselamatan."
"Anda masih bisa menyelamatkan Rusia dari tragedi dan tentara Rusia dari penghinaan," kata Reznikov dalam bahasa Rusia dalam sebuah video yang ditujukan kepada pasukan Rusia, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (7/10/2022).
"Kami menjamin kehidupan, keamanan, dan keadilan bagi semua yang menolak untuk berperang. Dan kami akan memastikan pengadilan bagi mereka yang memberikan perintah kriminal," janjinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda telah ditipu dan dikhianati oleh Kremlin," ujar Reznikov.
"Lebih mudah bagi mereka untuk memberi tahu Anda bahwa Anda mati secara heroik dalam pertempuran melawan gerombolan imajiner NATO. Memang benar bahwa negara-negara NATO memasok kami dengan senjata. Tetapi tentara Ukraina yang menyerang Anda dengan senjata ini," kata Reznikov.
"Tentara Ukraina tidak membutuhkan tanah Rusia, kami memiliki cukup tanah kami sendiri. Dan kami akan mengambil semuanya kembali," ujarnya.
Pasukan Ukraina telah memimpin serangan balasan di selatan dan timur negara itu dalam beberapa minggu terakhir, merebut kembali sebagian besar wilayah dari pasukan Rusia.
Perang Rusia-Ukraina kini memanas seiring ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai kemungkinan penggunaan senjata nuklir.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut ancaman Putin untuk menggunakan senjata nuklir berpotensi memicu risiko terbesar sejak Krisis Rudal Kuba. Biden menyatakan AS tengah 'berupaya mencari' jalan keluar dari situasi tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (7/10/2022), Gedung Putih berulang kali mengatakan tidak melihat indikasi yang menunjukkan Moskow bersiap menggunakan senjata nuklir meskipun Putin melontarkan apa yang disebut sebagai 'memamerkan kekuatan nuklir'.
Namun pada Kamis (6/10) waktu setempat, Biden menyatakan dirinya tetap mewaspadai Putin dan bagaimana dia mungkin bereaksi saat militer Ukraina membuat pencapaian baru dalam pertempuran melawan pasukan Rusia.
"Untuk pertama kalinya sejak Krisis Rudal Kuba, kita memiliki ancaman langsung untuk penggunaan senjata nuklir, jika kenyataannya hal-hal terus berlanjut ke arah yang mereka inginkan," sebut Biden saat berbicara di hadapan para donatur Partai Demokrat di New York, AS.
"Kita belum menghadapi prospek Armageddon (peristiwa besar di akhir zaman-red) sejak (mantan Presiden AS John F) Kennedy dan rudal krisis Kuba," ujarnya.
Dalam krisis rudal Kuba tahun 1962 silam, AS di bawah Presiden John F Kennedy dan Uni Soviet di bawah pemimpinnya, Nikita Khrushchev, nyaris terlibat perang nuklir terkait keberadaan rudal-rudal Soviet di Kuba, yang dekat wilayah AS.
Putin, sebut Biden, "Tidak bercanda ketika berbicara soal potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologi atau kimia, karena militernya, bisa Anda katakan, secara signifikan memiliki kinerja buruk."