Panya Khamrab secara brutal membantai 36 orang, termasuk 24 anak-anak, dalam penembakan dan penikaman massal di tempat penitipan anak di Thailand. Panya merupakan seorang mantan polisi yang dipecat tahun lalu atas kepemilikan narkoba dan tengah menghadapi sidang kasus narkoba.
Seperti dilansir CNN dan Reuters, Jumat (7/10/2022), Panya baru saja menghadiri persidangan kasusnya sebelum melakukan aksi brutal di tempat penitipan anak yang ada di Uthaisawan Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu, pada Kamis (6/10) waktu setempat.
Kepolisian menyebut senjata api yang digunakan pelaku merupakan pistol 9 mm yang didapatnya secara legal. Disebutkan juga oleh polisi bahwa kebanyakan anak-anak tewas ditikam dengan pisau oleh pelaku. Tempat penitipan anak itu kebanyakan menerima anak-anak berusia 2-5 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Motif di balik penikaman itu masih misterius.
Namun Kepolisian Thailand menyatakan Panya dijadwalkan akan menerima vonis dalam kasus kepemilikan narkoba yang menjeratnya, pada Jumat (7/10) waktu setempat, atau sehari sebelum dia mendalangi pembantaian massal itu. Dia didakwa atas kepemilikan methamphetamine dalam kasus itu.
Dalam penggeledahan di rumahnya jauh sebelum pembantaian terjadi, kepolisian setempat menemukan satu tablet Yaba di dalam rumah Panya. Yaba merupakan campuran methamphetamine dan kafein, yang biasanya dihancurkan dan dihisap, atau secara lokal disebut 'obat gila'.
Dakwaan kepemilikan narkoba 'kategori 1' membuat Panya dipecat dari satuan kepolisian.
Simak video 'Horor Pembantaian Sadis di Thailand, 22 Anak Ditembak-Ditusuk':
Menurut penuturan seorang warga setempat, Kamjad Pra-intr, Panya merupakan sosok yang dikenal warga dan berperilaku baik di area tersebut, sebelum belakangan terjerat kasus narkoba.
"Semua orang tahu siapa pelaku penembakan itu. Dia dulunya seorang polisi. Dia pria yang baik, tapi kemudian kita mengetahui dia mengonsumsi sabu," tuturnya seperti dilansir AFP.
"Ini komunitas yang kecil jadi kami saling mengenal dan kami seperti keluarga. Saya mengenal tiga atau empat anak yang tewas di sana," imbuhnya.
Juru bicara Kepolisian Thailand, Paisal Luesomboon, menuturkan kepada media lokal ThaiPBS bahwa Panya mendatangi tempat penitipan anak itu untuk menjemput anaknya. Namun ketika tidak menemukan anaknya di sana, dia mulai melakukan penyerangan brutal.
"Dia mulai menembaki, menikam, membunuh anak-anak di pusat penitipan anak Uthaisawan," sebut Paisal.
Panya berhasil memasuki sebuah ruangan yang dikunci, di mana ada banyak anak sedang tidur di dalamnya. "Dia berhasil masuk ke dalam sebuah ruangan di mana 24 anak sedang tidur bersama," tutur Paisal dalam pernyataannya.
Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Jenderal Damrongsak Kittiprapas, menyatakan bahwa pelaku menggunakan pisau untuk menikam anak-anak itu. Pelaku juga membunuh istri dan anaknya setibanya di rumah usai melakukan pembantaian, lalu menembak dirinya sendiri.
"Kemudian dia keluar dan mulai membunuh siapa pun yang dia temui di sepanjang jalan dengan pistol atau pisau hingga dia tiba di rumah. Kami mengepung rumahnya dan kemudian mendapati dia bunuh diri di rumahnya," sebut Damrongsak.