Korban lainnya, Paulo, sekarang 42 tahun, mengatakan bahwa dia pernah dianiaya di rumah uskup tersebut di ibu kota Timor-Leste, Dili.
"Saya pikir: Ini menjijikkan. Saya tidak akan pergi ke sana lagi," katanya kepada majalah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komite Nobel telah menolak untuk menanggapi tuduhan tersebut. Uskup Belo memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1996 bersama pejuang kemerdekaan Timor-Leste, Jose Ramos-Horta untuk mengkampanyekan solusi yang adil dan damai dalam perjuangan negara untuk membebaskan diri dari Indonesia.
Menanggapi tuduhan kekerasan seksual tersebut, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan tuduhan itu "benar-benar mengejutkan," dan harus "diselidiki sepenuhnya".
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini