Heboh Presiden Yoon Mengumpat Usai Bertemu Biden, Ini Kata Korsel

Heboh Presiden Yoon Mengumpat Usai Bertemu Biden, Ini Kata Korsel

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 23 Sep 2022 15:47 WIB
South Korea President Yoon Suk Yeol, center, celebrates the successful launch of the Nuri rocket, the first domestically produced space rocket, at the presidential office in Seoul, South Korea, Tuesday, June 21, 2022. South Korea launched its first domestically built space rocket on Tuesday in the countrys second attempt, months after its earlier liftoff failed to place a payload into orbit. (Ahn Jung-won/Yonhap via AP)
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol (tengah) (dok. AP Photo/Ahn Jung-won)
Seoul -

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol membantah telah menghina Amerika Serikat (AS), sekutu penting negaranya, dengan umpatan. Kantor kepresidenan Korsel mengklaim ucapan Yoon, yang menuai kritikan publik Korsel, telah salah diterjemahkan.

Namun bukannya meredakan kritikan, pembelaan yang disampaikan kantor kepresidenan Korsel itu justru semakin memicu kecaman luas di dalam negeri.

Seperti dilansir AFP, Jumat (23/9/2022), Yoon terjerat skandal hot mic di mana dia terekam kamera melontarkan kata-kata umpatan yang tampaknya menghina anggota Kongres AS, sesaat usai dia bertemu dan berbincang singkat dengan Presiden Joe Biden dalam acara Global Fund di New York, pekan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana bisa Biden tidak kehilangan muka jika para keparat ini tidak meloloskannya di Kongres?" ucap Yoon dalam komentar yang tampaknya membahas soal upaya Biden untuk meningkatkan kontribusi AS pada Global Fund, yang akan membutuhkan persetujuan Kongres AS.

Rekaman video yang menunjukkan Yoon menggunakan kata-kata umpatan itu menjadi viral di Korsel, dengan salah satu video di YouTube telah ditonton lebih dari lima juta kali dalam waktu kurang dari sehari. Kata umpatan yang digunakan Yoon juga trending di Twitter untuk kawasan Korsel.

ADVERTISEMENT

Dalam pembelaannya, juru bicara kantor kepresidenan Korsel, Kim Eun-hye, menyatakan Yoon 'tidak memiliki alasan untuk berbicara tentang AS atau mengucapkan kata 'Biden'.'

Berbicara dalam konferensi pers di New York pada Kamis (22/9) waktu setempat, Kim mengklaim Yoon tidak mengucapkan kata 'Biden' namun kata bahasa Korea lainnya yang terdengar serupa. Disebutkan juga oleh Kim bahwa Yoon merujuk pada anggota parlemen Korsel, bukan anggota Kongres AS.

Simak juga video 'Mimpi Besar AS-Korsel untuk Melucuti Nuklir Korut':

[Gambas:Video 20detik]



Pembelaan juga disampaikan oleh salah satu anggota parlemen dari partai yang berkuasa di Korsel, yang menyerukan agar stasiun televisi Korsel, yang pertama melaporkan komentar Yoon yang menuai kritikan publik, harus dituntut.

"MBC harus secara serius dimintai pertanggungjawaban atas laporannya yang merusak aliansi AS-Korea yang tidak tergantikan," cetus anggota parlemen Korsel, Yoon Sang-hyun, dalam pernyataan via Facebook.

Diketahui bahwa MBC, yang merupakan salah satu televisi terkemuka di Korsel, mempublikasikan video yang menunjukkan momen Yoon melontarkan umpatan usai bertemu Biden di New York itu pada akun YouTube-nya pada Kamis (23/9) waktu setempat.

Video itu menunjukkan Yoon berjalan di panggung usai berbincang dengan Biden, sebelum beralih ke ajudannya dan melontarkan komentar dengan umpatan.

Di sisi lain, pembelaan kantor kepresidenan Korsel justru semakin meningkatkan keraguan publik. "Sungguh memalukan bagi anak-anak kita bahwa kantor kepresidenan kita membuat alasan semacam itu," demikian bunyi salah satu komentar di YouTube.

"Saya sudah mendengarkannya 10 kali sekarang. Itu sudah pasti kata 'Biden'," imbuh komentar lainnya.

Anggota parlemen Korsel dari Partai Demokratik, Chun Jae-soo, dari kubu oposisi menyebut penyangkalan kantor kepresidenan Korsel sama saja memberitahu warga Korsel bahwa mereka 'tuna rungu'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads