Seorang mahasiswa Malaysia yang ada di Inggris rela menempuh perjalanan selama 14 jam dengan berjalan kaki demi bisa melayat Ratu Elizabeth II secara langsung. Mahasiswa berusia 21 ini berangkat sejak dini hari dan baru bisa memasuki Westminster Hall tempat jenazah disemayamkan pada sore hari.
Seperti dilansir The Star, Senin (19/9/2022), Ian Soh yang kuliah di St George's University di London menuturkan dirinya dan beberapa temannya memutuskan berangkat pada Jumat (16/9) dini hari, sekitar pukul 02.00 waktu setempat, dari Wandsworth.
Soh dan teman-temannya bermaksud menghindari keramaian agar tidak memakan banyak waktu, namun ternyata perjalanan yang mereka tempuh berlangsung lebih lama dari perkiraan dan akhirnya malah menjadi pengalaman yang tidak terbayangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dituturkan Soh bahwa banyak orang telah mengantre di sekitar Waterloo Bridge hingga mencapai Tower Bridge. "Kita harus mengikuti sepanjang jalan ke belakang untuk bergabung dengan antrean," tuturnya.
"Itu menantang baik secara psikologis maupun secara fisik, mengingat bagaimana angin yang dingin dari Sungai Thames memenuhi udara," ucap Soh yang berasal dari Johor, Malaysia.
Soh bersama teman-temannya memutuskan untuk terus mengantre, dengan rasa lelah mulai terasa beberapa jam kemudian karena mereka harus terus berdiri.
Dituturkan Soh bahwa dirinya tiba di sekitar Westminster Hall sekitar pukul 13.00 waktu setempat, sebelum kembali terlibat dalam antrean panjang dan mengular yang membuatnya harus menunggu selama empat jam.
Simak video 'Warga Inggris Diliburkan saat Prosesi Pemakaman Kenegaraan Ratu Elizabeth II':
Saat akhirnya menginjakkan kaki di dalam Westminster Hall, Soh berusaha menenangkan dirinya dengan energi yang tersisa, mengingat itulah momen yang dia nantikan sepanjang hari.
"Saya tidak pernah membayangkan memiliki emosi yang meluap di dalam aula itu. Ada begitu banyak orang di sana, dan ketika Anda melihat pada catafalque (podium untuk peti jenazah) dan semua di sekitarnya, Anda merasa sangat kagum atas pencapaian Ratu selama bertahun-tahun," tuturnya.
Usai memberikan penghormatan terakhir untuk Ratu Elizabeth II, perjalanan panjang Soh belum usai. Tantangan lainnya muncul saat stasiun kereta bawah tanah yang ditumpangi Soh dipenuhi penumpang hingga membeludak. Banyak ruas jalanan ditutup sehingga tidak banyak rute alternatif yang bisa ditempuh.
"Kami harus menggunakan rute alternatif karena orang-orang memenuhi jalanan yang membua kita sulit berjalan," ucapnya.
Soh menyebut seluruh perjalanan yang ditempuhnya menjadi upaya khusus, mulai dari awal hingga akhir, namun dia mengakui sangat luar biasa untuk melihat bagaimana kematian Ratu Elizabeth II bisa memicu emosi luar biasa selama berhari-hari.