Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat (16/9). Dalam pertemuan keamanan regional di Uzbekistan itu, Xi mendesak adanya "saling percaya politik" antara kedua belah pihak.
Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (16/9/2022), pertemuan kedua pemimpin itu berlangsung di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan.
Turki adalah mitra dialog SCO, yang didirikan pada tahun 2001 dan terdiri dari China, India, Pakistan, Rusia, dan beberapa negara bekas Uni Soviet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua belah pihak harus mengkonsolidasikan rasa saling percaya politik, menghormati kepentingan inti masing-masing dan mengkonsolidasikan landasan politik hubungan kerja sama strategis China-Turki," kata Xi, menurut media resmi China, CCTV.
"Kita harus fokus pada kerja sama pembangunan (dan) memberikan peran penuh pada berbagai mekanisme kerja sama dan kekuatan masing-masing antara kedua negara," kata pemimpin China itu.
Xi juga mendorong lebih banyak kerja sama pada inisiatif perdagangan global Belt and Road, dan mengatakan kedua negara harus "berkontribusi untuk menjaga rantai industri dan pasokan internasional, keamanan pangan dan energi", menurut CCTV.
Hubungan Beijing dengan Ankara telah dibayangi oleh kritik internasional atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia China terhadap Uighur, minoritas Muslim berbahasa Turki di wilayah barat laut Xinjiang.
Lihat juga video 'Xi Jinping Bakal Jadi Presiden China 3 Periode':
Dalam laporan CCTV mengenai pertemuan itu tidak menyebutkan tentang Xinjiang atau Uighur.
Xi juga bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi di KTT keamanan regional yang digelar di Uzbekistan itu. Bagi Xi, ini merupakan perjalanan pertamanya ke luar China sejak awal pandemi COVID-19.
Xi Jinping tiba di Asia Tengah pada Rabu (14/9), hanya sebulan sebelum Partai Komunis menggelar kongres yang akan mengukuhkannya sebagai pemimpin China paling kuat sejak Mao Zedong.