Presiden Rusia Vladimir Putin ternyata menolak kesepakatan damai Ukraina yang direkomendasikan salah satu penasihat Kremlin pada awal invasi. Kesepakatan itu dinilai akan memuaskan tuntutan Moskow agar Ukraina menjauhi NATO, namun Putin menolaknya dan melanjutkan operasi militernya.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (14/9/2022), informasi itu diungkapkan oleh tiga sumber yang dekat dengan kepemimpinan Rusia. Penasihat yang dimaksud adalah Dmitry Kozak yang menjabat wakil kepala staf Kremlin, juga kepala utusan untuk Ukraina.
Menurut sumber-sumber itu, Kozak yang kelahiran Ukraina telah memberitahu Putin bahwa dirinya meyakini kesepakatan sementara yang berhasil dicapai dengan Kiev itu akan menghilangkan kebutuhan Rusia untuk mengerahkan operasi pendudukan skala besar atas Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putin berulang kali menegaskan sebelum perang bahwa NATO dan infrastruktur militernya semakin mendekati perbatasan Rusia, dengan menerima anggota-anggota baru dari Eropa Timur. Putin juga menilai aliansi NATO bersiap membawa Ukraina bergabung.
Secara terang-terangan, Putin menyebut hal itu memberikan ancaman eksistensial bagi Rusia dan memaksa dirinya memberikan reaksi.
Meskipun awalnya mendukung perundingan, menurut sumber-sumber yang dikutip Reuters, Putin memperjelas posisinya ketika disodori kesepakatan damai yang berhasil dicapai Kozak dengan Kiev bahwa konsesi yang dirundingkan tidak akan cukup dan bahwa dirinya memperluas tujuannya, yang mencakup pencaplokan sejumlah wilayah Ukraina. Hasilnya, kesepakatan itu dibatalkan.
Saat ditanya soal temuan Reuters itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov langsung membantahnya. "Itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan kenyataan. Tidak ada hal semacam itu yang terjadi. Itu sepenuhnya informasi yang tidak benar," tegasnya.
Lihat juga video 'Zelensky Klaim Ukraina Mulai Rebut Kembali Wilayah-wilayahnya dari Rusia':
Kozak sendiri belum memberikan komentarnya.
Penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, dalam tanggapannya menyebut Rusia menggunakan perundingan sebagai tabir asap untuk mempersiapkan invasinya. Namun Podolyak tidak menjawab pertanyaan soal substansi perundingan juga apakah memang ada kesepakatan awal yang tercapai.
"Hari ini, kita memahami dengan jelas bahwa pihak Rusia tidak pernah tertarik pada penyelesaian damai," cetusnya.
Dua dari tiga sumber yang dikutip Reuters menyebut dorongan agar kesepakatan itu disetujui terjadi sesaat usai Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Dalam hitungan hari, Kozak meyakini dirinya mendapatkan kesepakatan Ukraina atas tuntutan utama yang dicari Rusia dan merekomendasikan Putin untuk menandatanganinya.
Namun sumber ketiga -- yang mengaku diberitahu orang-orang yang memahami diskusi antara Putin dan Kozak -- memberikan kerangka waktu berbeda. Sumber ini mengklaim Kozak mengajukan kesepakatan itu ke Putin dan ditolak sesaat sebelum invasi dilancarkan.
Terlepas dari informasi itu, meskipun Putin menyetujui kesepakatan damai itu, masih belum pasti apakah perang di Ukraina akan berakhir.