Taiwan menuduh China menekan penyelenggara acara di Malaysia untuk melarang seorang ratu kecantikan Taiwan mengibarkan bendera pulau itu di atas panggung.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (14/9/2022), otoritas Taiwan mengatakan bahwa Miss Taiwan, Kao Man-jung menangis ketika para kontestan lain dalam kontes kecantikan muncul di panggung selama seremoni pembukaan Kongres Dunia tentang Inovasi dan Teknologi (WCIT) 2022 pada hari Selasa (13/9) waktu setempat.
"China menekan penyelenggara Malaysia untuk melarang Miss Kao mengibarkan bendera nasional kami di atas panggung," kata Kementerian Luar Negeri Taiwan, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah menginstruksikan kantor perwakilannya di Malaysia untuk mengajukan komplain resmi kepada penyelenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut suatu hari nanti, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Beijing mengecam pengakuan internasional atas Taiwan, dan sering bereaksi dengan kemarahan atas pengibaran benderanya di acara-acara internasional atau oleh selebritis asing.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan penekanan seperti itu "hanya akan membuat warga Taiwan dan komunitas internasional semakin jijik".
Media Taiwan melaporkan bahwa Kao dihentikan tepat saat dia hendak naik ke atas panggung, sementara para kontestan lain terlihat mengibarkan bendera negara mereka.
Sebelumnya, sejumlah selebritis termasuk bintang pop Amerika Serikat, Madonna dan Katy Perry telah memicu kemarahan di China karena menunjukkan bendera Taiwan, yang dipandang Beijing sebagai bentuk dukungan untuk kemerdekaan pulau itu.
Lihat juga video 'Militer Taiwan Gelar Latihan, Waspadai Serangan China':
Pada tahun 2016, seorang penyanyi K-pop Taiwan remaja dipaksa untuk meminta maaf karena mengibarkan bendera Taiwan selama siaran online, yang memicu kemarahan di China dan tuduhan bahwa dia adalah seorang advokat kemerdekaan.
Video permintaan maafnya menjadi viral pada hari pemilihan presiden Taiwan 2016, di mana pulau itu memilih Tsai Ing-wen sebagai pemimpin wanita pertama dalam kemenangan telak.
Pemerintah China pun menangguhkan semua komunikasi dengan Taiwan setelah kemenangan Tsai Ing-wen, dan telah meningkatkan tekanan militer karena pemerintahnya tidak menganggap pulau itu sebagai bagian dari China.