Kementerian Pertahanan Rusia dilaporkan sedang dalam proses untuk membeli jutaan unit roket dan peluru artileri dari Korea Utara (Korut). Roket dan peluru artileri Korut itu disebut akan digunakan dalam pertempuran yang terus berlangsung di Ukraina, sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (6/9/2022), laporan soal rencana pembelian roket dan peluru artileri Korut itu diungkapkan dalam temuan intelijen Amerika Serikat (AS) yang dirilis ke publik pada Senin (5/9) waktu setempat.
Seorang pejabat AS yang tidak bisa disebut identitasnya karena membahas masalah intelijen, menyebut bahwa fakta Rusia beralih ke negara terisolasi seperti Korut menunjukkan bahwa 'militer Rusia terus mengalami kekurangan pasokan yang parah di Ukraina, sebagian karena pembatasan ekspor dan sanksi-sanksi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pejabat intelijen AS meyakini bahwa Rusia bisa saja membeli peralatan militer tambahan dari Korut di masa depan. Temuan intelijen AS itu pertama dilaporkan oleh media terkemuka AS, New York Times.
Temuan intelijen itu mencuat setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mengonfirmasi bahwa militer Rusia, pada Agustus, telah menerima pengiriman drone-drone buatan Iran untuk digunakan dalam pertempuran di Ukraina.
Gedung Putih, pekan lalu, mengatakan bahwa Rusia menghadapi masalah teknis untuk drone-drone buatan Iran itu.
Rusia, menurut laporan Pentagon, telah mengimpor dua jenis drone buatan Iran, yakni Mohajer-6 dan seri Shahed. Drone-drone Iran itu disebut hendak digunakan oleh pasukan Rusia dalam serangan udara-ke-permukaan, perang elektronik dan penargetan medan perang.
Simak juga 'Bocorkan Rahasia Negara ke NATO, Eks Jurnalis Rusia Dibui 22 Tahun':