Seorang pengebom bunuh diri meledakkan dirinya di luar bagian konsuler di Kedutaan Rusia di Kabul, ibu kota Afghanistan. Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut bahwa dua staf kedutaan tewas dalam serangan bom pada Senin (5/9) itu.
Dilansir dari The Washington Post, Senin (5/9/2022), polisi Afghanistan mengatakan para penjaga Taliban di kedutaan menembak mati penyerang, tetapi dia masih berhasil meledakkan perangkat bom yang dibawanya.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa selain dua warga Rusia yang tewas, "ada juga korban-korban di antara warga Afghanistan."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khalid Zadran, juru bicara polisi Kabul, mengatakan penjaga kedutaan menghentikan penyerang sebelum dia mencapai gerbang kedutaan.
"Sebuah ledakan terjadi ketika pasukan keamanan menembak pelaku bom bunuh diri sebelum mencapai kerumunan di luar Kedutaan Besar Rusia," katanya dalam sebuah cuitan di Twitter, seraya menambahkan bahwa satu warga lokal tewas dan 10 orang lainnya terluka.
Rusia adalah salah satu dari sedikit negara yang mempertahankan hubungan diplomatik dengan Taliban setelah kelompok itu mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, menyusul penarikan mundur pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan.
Meski begitu, Kremlin tidak mengakui pemerintah Taliban, dan kelompok itu diklasifikasikan sebagai organisasi teroris terlarang di Rusia. Negara-negara lain yang mempertahankan hubungan diplomatik dengan Taliban termasuk China, Pakistan dan Turkmenistan.
Pada Juli tahun lalu, utusan Kremlin untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, bertemu dengan pejabat senior Taliban di Moskow, Rusia. Kementerian Luar Negeri Rusia kemudian mengatakan bahwa Taliban telah menjamin keamanan kedutaan-kedutaan asing di Kabul, serta berjanji untuk tidak mengancam negara-negara Asia Tengah.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengakreditasi perwakilan diplomatik untuk Taliban di Rusia pada bulan Februari lalu.