Taiwan Bersumpah Balas Menyerang Jika Pasukan China Masuk Wilayahnya

Taiwan Bersumpah Balas Menyerang Jika Pasukan China Masuk Wilayahnya

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 31 Agu 2022 13:57 WIB
A Navy Force helicopter under the Eastern Theatre Command of Chinas Peoples Liberation Army (PLA) takes part in military exercises in the waters around Taiwan, at an undisclosed location August 8, 2022 in this handout picture released on August 9, 2022. Eastern Theatre Command/Handout via REUTERS
Helikopter Angkatan Laut China saat ikut latihan militer di perairan sekitar Taiwan (Eastern Theatre Command/Handout via REUTERS)
Taipei -

Taiwan menegaskan akan mempraktikkan haknya mempertahankan diri dan melancarkan 'serangan balasan' jika Angkatan Bersenjata China nekat memasuki wilayahnya. Penegasan itu disampaikan saat Beijing meningkatkan aktivitas militernya di dekat wilayah Taiwan.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (31/8/2022), para pejabat pertahanan Taiwan mengatakan bahwa patroli militer China dengan 'intensitas tinggi' di dekat Taiwan terus berlanjut dan niat Beijing untuk menjadikan Selat Taiwan sebagai 'laut dalam' akan menjadi sumber utama ketidakstabilan di kawasan.

"Untuk pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang memasuki wilayah laut dan udara kami sejauh 12 mil laut, militer nasional akan mempraktikkan hak untuk mempertahankan diri dan melancarkan serangan balasan tanpa pengecualian," tegas wakil kepala staf jenderal untuk operasional dan perencanaan Taiwan, Lin Wen-Huang, kepada wartawan dalam konferensi pers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taiwan telah mengeluhkan drone-drone China yang berulang kali mengudara hingga ke dekat gugusan pulau kecil dekat pantai China.

Ditambahkan Lin dalam pernyataannya bahwa militer Taiwan akan mempraktikkan hak yang sama untuk 'menyerang balik' terhadap drone-drone China yang tidak mematuhi peringatan untuk meninggalkan wilayah Taiwan setelah memberikan ancaman.

ADVERTISEMENT

Taiwan melepaskan tembakan peringatan ke arah sebuah drone China yang mengudara di dekat sebuah pulau kecil yang dikuasai Taipei pada Selasa (30/8) waktu setempat. Itu menjadi momen pertama kalinya tembakan peringatan dilepaskan ketika ketegangan meningkat antara Taiwan dan China yang bertetangga.

Tembakan peringatan dilepaskan setelah Presiden Tsai Ing-wen memerintahkan militer Taiwan untuk mengambil 'langkah balasan kuat' terhadap apa yang disebutnya sebagai provokasi China.

Dalam konferensi pers yang sama, direktur akademi militer Universitas Pertahanan Nasional Taiwan, Ma Cheng-Kun, menyatakan China mungkin akan bertindak lebih jauh untuk menolak kapal-kapal militer asing yang berlayar melintasi Selat Taiwan tanpa izinnya.

"Setelah status normal militer baru dikonsolidasikan, maka risiko benturan akan meningkat jika kapal Angkatan Laut asing bersikeras pada hak navigasi dan kebebasan," sebutnya.

Kapal-kapal perang Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutu seperti Inggris dan Kanada secara rutin berlayar melintasi Selat Taiwan selama beberapa tahun terakhir, termasuk dua kapal perang Angkatan Laut AS pekan lalu.

Angkatan Bersenjata Taiwan diperlengkapi dengan baik, namun lebih kecil jika dibandingkan militer China. Presiden Tsai mengawasi program modernisasi dan meningkatkan anggaran pertahanan yang menjadi prioritas.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads