Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana meminta Kongres AS untuk menyetujui penjualan senjata senilai US$ 1,1 miliar (Rp 16,3 triliun) untuk Taiwan. Penjualan senjata untuk Taiwan itu akan dibahas Kongres AS di tengah ketegangan yang tengah meningkat dengan China.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/8/2022), hal itu dilaporkan oleh media terkemuka Politico dengan mengutip sejumlah sumber. Disebutkan juga oleh laporan Politico bahwa persenjataan yang dijual ke Taiwan itu mencakup 60 rudal antikapal dan 100 rudal jenis udara-ke-udara.
Pemerintahan Biden dan para anggota Kongres AS terus menekankan dukungan berkelanjutan untuk pemerintah Taiwan. Pekan lalu, Reuters melaporkan ada beberapa hal terkait persetujuan saluran pipa untuk Taiwan yang mungkin diumumkan dalam beberapa pekan atau beberapa bulan ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun menurut tiga sumber yang dikutip Politico, fokusnya adalah mempertahankan sistem militer Taiwan saat ini dan memenuhi tatanan yang sudah ada, daripada menawarkan kemampuan baru yang kemungkinan akan semakin mengobarkan ketegangan yang sudah tinggi dengan China.
Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi atas laporan Politico itu.
Belum ada juga respons dari China soal laporan penjualan senjata AS untuk Taiwan.
China menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi melakukan kunjungan kontroversial di Taipei. Beijing tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai Taiwan.
Pada Senin (29/8) waktu setempat, China menolak pengaduan dari Taiwan soal pelanggaran berulang kali oleh drone-drone Beijing yang mengudara sangat dekat dengan pulau-pulau yang dikuasai Taiwan. Otoritas China menyebut pengaduan Taiwan bukan apa-apa kecuali 'untuk membuat keributan'.
Taipei dalam tanggapannya menjuluki Beijing sebagai pencuri'.