Kepolisian China menangkap lebih dari 200 tersangka terkait salah satu skandal perbankan terbesar di negara itu. Skandal perbankan itu memicu unjuk rasa besar-besaran yang langka dan memberikan pukulan besar bagi kepercayaan publik terhadap sistem keuangan di China.
Seperti dilansir AFP, Selasa (30/8/2022), dalam skandal yang terjadi sejak April lalu, empat bank lokal di Provinsi Henan menangguhkan penarikan tunai karena regulator menindak tegas manajemen yang buruk. Langkah itu berarti membekukan dana ratusan ribu nasabah hingga memicu unjuk rasa yang berujung tindak kekerasan.
Kepolisian kota Xuchang, yang ada di Provinsi Henan, menyatakan pada Senin (29/8) waktu setempat bahwa pihaknya telah menangkap 234 tersangka yang diduga terlibat dalam skandal perbankan itu. Disebutkan juga oleh kepolisian bahwa kemajuan telah dicapai dalam upaya memulihkan dana nasabah yang dicuri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Kepolisian Xuchang menyebut bahwa sebuah geng telah menguasai sejumlah bank lokal, menarik nasabah dengan bunga tinggi hingga 18 persen. Sejumlah besar dana nasabah, sebut kepolisian, kemudian 'dieksploitasi oleh pialang keuangan'.
Otoritas setempat sebelumnya menyebut geng yang tidak disebut namanya itu, telah secara efektif mengendalikan bank-bank lokal sejak tahun 2011.
Sektor perbankan di area pedesaan China terdampak parah oleh upaya-upaya otoritas Beijing untuk mengendalikan gelembung properti dan utang yang membengkak, dalam penindakan tegas sektor keuangan yang memiliki efek riak di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
Ukuran dan skala tindak penipuan yang terjadi, menurut para analis setempat, memberikan pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kepercayaan publik pada sistem keuangan China, dengan bank-bank yang terlibat diduga telah beroperasi secara ilegal selama bertahun-tahun.
Beijing sangat ingin menghindari gangguan terhadap stabilitas sosial menjelang digelarnya rapat penting Partai Komunis yang berkuasa, di mana Presiden Xi Jinping diperkirakan akan mengamankan periode ketiga untuk masa jabatannya.
Unjuk rasa besar-besaran yang digelar 10 Juli lalu oleh para nasabah di Zhengzhou, ibu kota Provinsi Henan, dibubarkan secara kasar. Menurut sejumlah saksi mata saat itu, para demonstran dipaksa masuk ke dalam bus-bus oleh polisi dan dipukuli. Momen itu juga diverifikasi oleh foto-foto yang beredar di media sosial.
Regulator secara bertahap menawarkan pembayaran kepada nasabah sejak pertengahan April.
Pada Senin (29/8) waktu setempat, regulator perbankan dan asuransi Provinsi Henan berjanji untuk membayarkan kembali kepada para nasabah yang menyetor sebesar 400.000 Yuan hingga 500.000 Yuan mulai pekan ini. Para nasabah dengan jumlah simpanan lebih kecil telah mendapatkan pembayaran kembali.