Korban tewas dalam unjuk rasa ricuh di Zona Hijau Baghdad, Irak, bertambah menjadi 15 orang. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan agar semua pihak menahan diri dan 'mengambil langkah segera untuk meredakan situasi'.
Seperti dilansir AFP, Selasa (30/8/2022), Zona Hijau Baghdad dilanda kekacauan usai ulama Syiah terkemuka, Moqtada Sadr, mengumumkan mundur dari dunia politik. Para pendukung Sadr menggeruduk Istana Pemerintahan yang ada di Zona Hijau Baghdad usai pengumuman pada Senin (29/8) waktu setempat itu.
Dalam pernyataan via juru bicaranya, Guterres menyatakan telah 'memantau dengan keprihatinan aksi protes yang berlangsung di Irak saat ini, di mana para demonstran memasuki gedung-gedung pemerintah'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia menyerukan semuanya tenang dan menahan diri, dan mendorong semua pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah segera untuk meredakan situasi dan menghindari kekerasan apapun," demikian pernyataan Guterres via juru bicaranya, Stephane Dujarric.
"Sekretaris Jenderal sangat mendesak semua pihak untuk mengatasi perbedaan mereka dan untuk terlibat, tanpa penundaan lebih lanjut, dalam dialog yang damai dan inklusif dengan cara yang konstruktif ke depan," imbuh pernyataan itu.
Zona Hijau Baghdad diketahui juga menjadi lokasi kantor pemerintahan Irak lainnya dan misi-misi diplomatik asing.
Situasi semakin kacau saat gempuran melanda area itu, dengan laporan sumber keamanan setempat pada Senin (29/8) malam menyebut setidaknya tujuh proyektil jatuh di area Zona Hijau Baghdad. Tidak diketahui secara jelas siapa yang bertanggung jawab di balik gempuran itu.
Lihat juga video 'Kebuntuan Politik Terus Berlarut-larut di Irak':