Rahimullah Haqqani, seorang ulama senior Taliban yang dikenal karena pidatonya yang berapi-api melawan ISIS di Kabul, Afghanistan, tewas. Ia tewas dalam serangan bunuh diri yang diklaim oleh kelompok jihad ISIS.
"Madrasah Sheikh Rahimullah menjadi sasaran hari ini dan akibatnya dia dan salah satu saudaranya menjadi syahid," kata juru bicara kepolisian Kabul, Khalid Zadran seperti dilansir dari AFP, Jumat (12/8/2022).
Zadran menambahkan bahwa ada tiga orang lainnya terluka dalam ledakan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haqqani yang baru-baru ini berbicara di depan umum mendukung anak perempuan diizinkan bersekolah, telah selamat dari setidaknya dua upaya pembunuhan sebelumnya, termasuk satu di Pakistan pada Oktober 2020.
Juru bicara pemerintah, Bilal Karimi mengkonfirmasi kematiannya dalam serangan yang dilakukan oleh musuh yang disebutnya pengecut. Akan tetapi, ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut soal kematian Haqqani.
Beberapa jam kemudian, ISIS mengklaim serangan itu melalui saluran telegramnya. ISIS mengatakan bahwa pengebom telah meledakkan rompi peledaknya di dalam kantor ulama tersebut.
"Haqqani adalah salah satu pendukung paling terkemuka untuk Taliban dan salah satu yang terbesar dari mereka yang menghasut untuk memerangi ISIS," kata kelompok pemantau jihad SITE, menerjemahkan pernyataan dari IS.
Sumber-sumber Taliban mengatakan bahwa meskipun dia tidak memegang posisi resmi, Haqqani adalah seorang tokoh berpengaruh yang telah mengajar banyak anggota kelompok itu selama bertahun-tahun.
"Anda telah memenuhi tanggung jawab Anda. Takdir tidak dapat dicegah, tetapi komunitas Muslim telah menjadi yatim piatu," cuit Mobin Khan, mantan juru bicara kepolisian Kabul.
Haqqani dikenal karena pidato kemarahannya terhadap ISIS, yang telah mengklaim beberapa serangan di Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu.
Dalam beberapa bulan terakhir, dia juga mendukung hak anak perempuan untuk bersekolah.
"Tidak ada pembenaran dalam syariah untuk mengatakan pendidikan perempuan tidak diperbolehkan. Tidak ada pembenaran sama sekali," katanya kepada BBC dalam sebuah wawancara pada bulan Mei.
Sejak merebut kekuasaan setahun yang lalu, Taliban telah memberlakukan pembatasan keras pada anak perempuan dan perempuan untuk mematuhi visi keras mereka tentang Islam. Mereka tidak mengizinkan sekolah menengah untuk anak perempuan dibuka kembali di sebagian besar negara.