Ratusan gempa susulan telah terjadi menyusul gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,1 mengguncang Filipina utara pada Rabu (27/7) kemarin. Penduduk yang cemas pun terpaksa tidur di luar rumah.
Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (28/7/202), pihak berwenang mengatakan lima orang tewas dan lebih dari 150 luka-luka ketika gempa dahsyat itu mengguncang provinsi Abra pada Rabu pagi waktu setempat.
Gempa kuat itu mengguncang wilayah pegunungan, merobohkan bangunan, memicu tanah longsor dan menggoyang menara tinggi ratusan kilometer jauhnya di Manila, ibu kota Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gempa susulan terjadi hampir setiap 20 menit, 15 menit sejak kemarin," kata Reggi Tolentino, pemilik restoran di ibu kota provinsi Abra, Bangued.
"Banyak yang tidur di luar tadi malam, hampir setiap keluarga," imbuhnya.
Ratusan bangunan rusak atau hancur, jalan-jalan terhalang oleh tanah longsor dan listrik padam di provinsi-provinsi yang terkena dampak.
Namun di Abra yang merasakan kekuatan penuh gempa, kerusakan keseluruhan "sangat minim", kata kepala polisi Kolonel Maly Cula kepada AFP.
"Kami tidak memiliki banyak orang di lokasi pengungsian meskipun banyak orang tinggal di jalan-jalan karena gempa susulan," kata Cula.
"Abra kembali normal," imbuhnya.
Badan seismologi setempat mengatakan bahwa lebih dari 800 gempa susulan telah tercatat sejak gempa melanda, termasuk 24 gempa susulan yang cukup kuat untuk dirasakan.