Pasukan militer Israel menghancurkan rumah dua warga Palestina di Tepi Barat, yang menjadi tersangka penembak mati seorang pemukim Yahudi pada April lalu. Proses penghancuran rumah oleh militer Israel ini diwarnai bentrokan dengan ratusan warga Palestina lainnya.
Seperti dilansir AFP, Selasa (26/7/2022), militer Israel menyatakan telah menghancurkan rumah-rumah di Qarawat Bani Hassan, Tepi Barat bagian utara, yang merupakan milik Yusef Aasi dan Yehya Miri yang dituduh melakukan penembakan mematikan terhadap warga Israel.
Kedua pria Palestina itu didakwa didakwa melakukan 'serangan penembakan mematikan di pintu masuk kota Ariel, membunuh penjaga keamanan Israel Vyacheslav Golev'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baik Aasi maupun Miri telah ditangkap sehari usai serangan yang terjadi pada 29 April lalu, dan kini berada dalam tahanan Israel.
Mereka belum diadili sama sekali di pengadilan militer Israel, yang menjalankan yurisdiksi terkait pelanggaran yang dilakukan warga Palestina di sebagian wilayah Tepi Barat -- wilayah yang diduduki Israel sejak tahun 1967 silam.
"Penghancuran dilakukan setelah petisi dari keluarga para teroris ditolak oleh Mahkamah Agung," demikian pernyataan militer Israel.
Ditambahkan militer Israel bahwa selama proses penghancuran rumah berlangsung, 'ratusan warga Palestina menghasut sejumlah kerusuhan dengan kekerasan'.
"Para perusuh melemparkan batu, bom Molotov dan ban yang dibakar ke arah para tentara (Israel). Pasukan menanggapi dengan cara-cara pembubaran kerusuhan," sebut militer Israel dalam pernyataannya.
Golev tewas pada masa ketegangan tinggi dalam konflik Israel-Palestina, termasuk adanya bentrokan rutin antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada akhir bulan suci Ramadan.
Para aktivis hak asasi manusia (HAM) menyebut kebijakan Israel menghancurkan rumah tersangka penyerangan sebagai hukuman kolektif, yang bisa membuat non-kombatan termasuk anak-anak kehilangan tempat tinggal.
Namun Israel menegaskan kebijakan itu efektif dalam mencegah warga Palestina melakukan serangan.