Salah satu calon Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, menyampaikan sikap anti China. Calon Pengganti Boris Johnson itu menyebut China sebagai ancaman bagi Inggris.
Diketahui, saat ini terdapat dua calon PM Inggirs yang akan berkampanye untuk merebut suara dari Partai Konservatif. Dari awalnya 11 kandidat, saat ini sisa dua kandidat yaitu Elizabeth 'Liz' Truss, dan Rishi Sunak.
11 calon itu melangsungkan pemilihan hingga putaran kelima, di antara anggota parlemen dari Partai Konservatif. Rishi Sunak memenangkan 137 suara dan Liz Truss Truss 113 suara. Calon-calon lain mendapat lebih sedikit suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilihan akan dijadwalkan pada 5 September mendatang. Pemimpin partai yang berkuasa otomatis akan menjadi perdana menteri.
Hanya sekitar 180.000 anggota Partai Konservatif yang memiliki hak suara dalam memilih pemimpin negara berikutnya. Pemilih Inggris yang lain harus menonton kampanye dari pinggir lapangan, saat para kandidat berdebat di kongres partai yang disiarkan di televisi.
Rushi Sunak Bakal Keras kepada China
Rishi Sunak berjanji akan keras terhadap China jika terpilih sebagai PM Inggris. Dia menyebut China sebagai, "ancaman nomor satu," bagi keamanan domestik dan global.
Awalnya, dilansir dari kantor berita Reuters, Senin (25/7), Global Times yang dikelola pemerintah China, mengatakan Rishi Sunak adalah satu-satunya kandidat PM Inggris dengan "pandangan yang jelas dan pragmatis tentang mengembangkan hubungan Inggris-China."
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Media Inggris, The Daily Mail, yang telah terang-terangan mendukung Menteri Luar Negeri Liz Truss dalam persaingan untuk menggantikan Boris Johnson, menyebut pernyataan media China itu "dukungan yang tidak diinginkan siapa pun".
Atas dasar itulah, Liz menuduh Rushi Sunak sebagai sosok yang pro-China. Sunak dianggap bakal lemah terhadap China dan Rusia.
Untuk membantah tuduhan tersebut, Sunak mengeluarkan beberapa pandangan dan rencana untuk keras terhadap China. Salah satunya, penutupan semua 30 Institut Konfusius di Inggris. Tindakan itu disebut untuk mencegah penyebaran kekuatan lunak pengaruh Cina melalui program budaya dan bahasa.
Sunak juga berjanji untuk "mengusir PKC (Partai Komunis China) dari universitas-universitas kita" dengan memaksa lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk mengungkapkan dana asing lebih dari Β£50.000 dan meninjau kemitraan penelitian.
Dia mengatakan bahwa agen mata-mata domestik Inggris, MI5 akan digunakan untuk membantu memerangi spionase Tiongkok, dan dia akan berupaya membangun kerja sama internasional "gaya NATO" untuk mengatasi ancaman Tiongkok di dunia maya.
Sunak juga akan mempelajari kasus pelarangan akuisisi aset utama Inggris oleh China, termasuk perusahaan teknologi yang sensitif secara strategis.
Sunak mengklaim bahwa China "mencuri teknologi kita dan menyusup ke universitas-universitas kita di dalam negeri, menopang Vladimir Putin di luar negeri dengan membeli minyak Rusia, serta mencoba menggertak tetangga termasuk Taiwan".
"Mereka menyiksa, menahan, dan mengindoktrinasi rakyat mereka sendiri, termasuk di Xinjiang dan Hong Kong, yang bertentangan dengan hak asasi mereka. Dan mereka terus-menerus mencurangi ekonomi global demi keuntungan mereka dengan menekan mata uang mereka," tambahnya.
"Cukup sudah. Sudah terlalu lama, politisi di Inggris dan di seluruh Barat telah menggelar karpet merah dan menutup mata terhadap aktivitas dan ambisi jahat China," cetusnya.
"Saya akan mengubah ini pada Hari 1 sebagai PM," tegasnya.