Pemimpin oposisi Sri Lanka, Sajith Premadasa mengumumkan pada Selasa (19/7) bahwa dirinya mengundurkan diri dari pencalonan untuk menjadi presiden negara yang dilanda krisis itu. Dia menjanjikan dukungannya kepada kandidat saingan Dullas Alahapperuma yang akan menghadapi presiden sementara Ranil Wickremesinghe.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (19/7/2022), para mahasiswa dan kelompok-kelompok lain merencanakan protes massal terhadap pencalonan Wickremesinghe sebagai presiden. Para pengunjuk rasa melihat Wickremesinghe sebagai sekutu presiden terguling, Gotabaya Rajapaksa.
"Demi kebaikan yang lebih besar dari negara saya yang saya cintai dan orang-orang yang saya sayangi, saya dengan ini menarik pencalonan saya untuk posisi presiden," kata Premadasa di Twitter.
Dia mengatakan partai oposisi utamanya, partai Samagi Jana Balawegaya dan "aliansi kami serta mitra-mitra oposisi kami akan bekerja keras untuk menjadikan" Dullas Alahapperuma sebagai pemenang.
Mantan jurnalis Alahapperuma, seorang anggota parlemen partai berkuasa yang telah lama beroperasi di bawah bayang-bayang keluarga Rajapaksa yang mendominasi politik negara selama beberapa dekade, dipandang lebih dapat diterima oleh para pengunjuk rasa daripada Wickremesinghe.
Warga Sri Lanka akan menggelar aksi protes terbaru ini untuk memprotes Wickremesinghe yang baru saja mengumumkan pencalonan dirinya untuk maju nyapres. Rencana aksi ini mencuat saat para anggota parlemen setempat tengah menggelar rapat untuk memfinalisasi para kandidat yang akan menjabat sebagai Presiden baru Sri Lanka. Demikian seperti dilansir Reuters, Selasa (19/7/2022).
Simak Video 'Krisis BBM, Warga di Sri Lanka Antre di Pom Bensin Sampai 4 Hari':
(ita/ita)