Antrean panjang terpantau di lokasi pemberian vaksin cacar monyet di wilayah New York, Amerika Serikat (AS), pada Minggu (17/7) sore waktu setempat. Kebanyakan yang mengantre vaksin cacar monyet di New York merupakan pria berusia 20-40 tahun.
Seperti dilansir AFP, Senin (18/7/2022), pemberian vaksin cacar monyet itu dilakukan di sebuah pusat vaksinasi yang didirikan di sebuah sekolah menengah di Bushwick, Brooklyn. Pusat vaksinasi itu mengingatkan pada lokasi pemberian vaksin virus Corona (COVID-19) beberapa waktu lalu.
Mereka yang berbicara kepada AFP mengaku beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk divaksin, mengingat New York kekurangan dosis vaksin cacar monyet. Pada Jumat (15/7) waktu setempat, sebanyak 9.200 slot vaksin disediakan untuk warga setempat pada situs resmi kota New York mulai pukul 18.00 waktu setempat. Semua slot itu habis di-booking hanya dalam waktu tujuh menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga hari sebelumnya, situs resmi kota New York sempat crash karena terlalu banyak akses dari orang-orang yang ingin mem-booking temu janji vaksinasi.
"Itu membuat frustrasi, sebagian besar karena khususnya dengan adanya COVID-19, Anda berpikir kita akan memiliki proses yang lebih terstruktur atau peluncuran vaksin. Benar-benar tidak ada apa-apa," ucap Aidan Baglivo (23) kepada AFP.
Kota berpenduduk lebih dari 8 juta jiwa ini melaporkan lonjakan kasus cacar monyet pekan lalu, dengan 461 kasus tercatat pada Jumat (15/7) waktu setempat sejak wabah cacar monyet terdeteksi muncul di AS pada Mei lalu. Angka itu meningkat tajam dari 223 kasus pada Senin waktu setempat.
Siapa saja bisa terkena cacar monyet, yang menyebar melalui kontak fisik yang dekat. Namun vaksin Jynneos yang tersedia saat ini hanya diberikan untuk para pria yang berhubungan intim dengan pria, yang menyumbang sebagian besar kasus cacar monyet sejauh ini.
Simak Video: Waduh, Cacar Monyet di Amerika Serikat Capai 1800 Lebih!
Banyak kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), yang populasinya besar di New York, mengkhawatirkan komunitas mereka akan semakin terstigmatisasi akibat cacar monyet.
Nathan Tylutki (42) yang berprofesi sebagai aktor, bertanya-tanya apakah 'akan ada respons lebih cepat untuk mengembangkan lebih banyak vaksin jika itu tidak mempengaruhi orang-orang queer'.
Menurut pendapat Tylutki, tidak ada banyak sentimen anti-vaksin dalam komunitas LGBT 'karena kami telah melihat penyakit seperti ini, kita tahu seperti apa epidemi AIDS'. "Kami tahu bahwa penting untuk proaktif tentang hal-hal semacam ini," ucapnya kepada AFP.
Cacar monyet dikarakterisasikan dengan munculnya lesi atau luka pada kulit -- yang bisa muncul pada alat kelamin atau mulut -- dan seringkali disertai demam, sakit tenggorokan dan nyeri pada kelenjar getah bening. Cacar monyet biasanya hilang dengan sendirinya namun bisa sangat menyakitkan.
New York, yang terletak di pantai timur AS, telah memberikan atau dijadwalkan akan memberikan 21.500 dosis vaksin cacar monyet dan diharapkan untuk mempercepat prosesnya, dengan menjanjikan lebih dari 30.000 suntikan untuk seluruh negara bagian.
Komisioner kesehatan kota New York, Ashwin Vasan, menyatakan pada Minggu (17/7) waktu setempat bahwa New York membutuhkan puluhan ribu dosis vaksin cacar monyet lainnya.