Otoritas Korea Selatan (Korsel) meningkatkan keamanan untuk tokoh-tokoh penting usai pembunuhan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe saat acara kampanye.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (12/7/2022), Dinas Keamanan Presiden Korea Selatan mengatakan akan meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk Presiden Yoon Suk-yeol. Badan Kepolisian Nasional juga telah memerintahkan cabang-cabang regional untuk meningkatkan pemantauan untuk menjaga tokoh-tokoh penting.
"Kami sedang meninjau sistem keamanan kami untuk presiden setelah penembakan Abe dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat postur keamanan kami," kata seorang pejabat di badan kepresidenan tersebut kepada Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abe, perdana menteri terlama di Jepang, ditembak mati pada hari Jumat (8/7) lalu dalam pidato kampanye di kota Nara, Jepang barat. Pembunuhan tersebut mengejutkan negara di mana kekerasan politik dan kejahatan senjata sangat jarang terjadi.
Polisi juga tengah bersiap untuk parade LGBT yang akan digelar beberapa hari mendatang. Duta Besar Amerika Serikat untuk Korsel Philip Goldberg akan menghadiri parade tersebut. Selain dia, acara itu juga akan dihadiri perwakilan negara-negara lain.
"Kami berencana untuk memperketat keamanan karena ada sejumlah faktor risiko dengan kelompok-kelompok oposisi juga akan mengadakan demo pada saat yang sama," kata seorang petugas polisi.
Shinzo Abe meninggal dunia pada Jumat (8/7) setelah ditembak oleh pelaku yang diduga adalah mantan anggota militer.
Simak juga 'Ilustrasi Bendera Jepang di Australia, Berkabung Atas Kematian Shinzo Abe':
Foto-foto dari lokasi menunjukkan pria itu berdiri di belakang Abe dari jarak dekat sebelum penembakan.
Abe (67), mantan perdana menteri Jepang yang paling lama menjabat, ditembak saat tengah memberikan pidato di tengah kampanye pemilu di Kota Nara, Jepang selatan.
Polisi yang menyelidiki pembunuhan itu mengatakan tersangka, Tetsuya Yamagami (41) menyimpan dendam terhadap "organisasi tertentu". Polisi menyebut Yamagami meyakini Abe adalah bagian dari kelompok itu.
Menurut polisi, Yamagami telah mengakui menembak Abe dengan senjata rakitan.