Kepolisian Afrika Selatan (Afsel) telah menangkap dua orang terkait dengan salah satu dari dua penembakan brutal di bar yang menyebabkan total 19 orang tewas. Para korban diyakini berusia antara 19 dan 35 tahun.
Penangkapan itu terjadi di tengah penyelidikan atas penembakan pada Sabtu (9/7) malam waktu setempat di sebuah bar di kota Pietermaritzburg, di provinsi KwaZulu-Natal, di mana empat orang tewas dan delapan terluka ketika dua pria menembaki para pelanggan tanpa pandang bulu.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (12/7/2022), dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kepolisian menyebut penangkapan itu sebagai "langkah pertama untuk menangkap semua orang yang mendalangi salah satu akhir pekan paling berdarah di negara itu".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam insiden penembakan terpisah, 15 orang lainnya -- di antaranya dua wanita -- ditembak mati pada Minggu (10/7) dini hari saat mereka menikmati malam di kota Soweto, dekat Johannesburg.
Lirandzu Themba, juru bicara Kementerian Kepolisian, mengatakan kepada AFP bahwa polisi yakin mereka yang ditahan "terkait" dengan penembakan di Pietermaritzburg.
Penembakan biasa terjadi di Afrika Selatan, yang memiliki salah satu tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, yang dipicu oleh kekerasan geng dan alkohol.
Namun, pembunuhan yang tampaknya acak pada akhir pekan tersebut telah membuat para penyelidik bingung.
"Sebagai sebuah bangsa, kita tidak dapat membiarkan para penjahat keji meneror kita dengan cara ini, di mana pun insiden tersebut dapat terjadi," kata Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa dalam sebuah pernyataan pada Minggu (10/7).
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Provinsi Gauteng, Letnan Jenderal Elias Mawela, mengatakan kepada BBC bahwa penembakan itu tampaknya merupakan "serangan berdarah dingin terhadap pengunjung bar yang tidak bersalah."
Pernyataan pers yang dikeluarkan oleh kantornya mengatakan orang-orang bersenjata itu dipersenjatai dengan senapan dan pistol 9mm ketika mereka memasuki bar.